Categories: Bali

Kemarau Panjang, Puluhan Hektare Lahan Sawah di Jembrana Kekeringan

NEGARA – Musim kemarau menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Jembrana mengalami kekeringan, terutama pertanian padi.

Minimnya pasokan air menyebabkan sejumlah padi yang baru menanam kering. Bahkan, tanah sawah yang semestinya basah menjadi kering dan pecah-pecah.

Seperti terjadi di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, sebanyak 40 hektare sawah kekurangan pasokan air.

Menurut Komang Arya, 58, salah satu petani dari Lingkungan Mertasari, lahan pertanian padi mengalami kekeringan sejak sebulan terakhir.

Kondisi paling parah terjadi pada lahan yang baru menanam seluas 2,5 hektare yang berada di Desa Budeng, mengalami kekeringan hingga tanahnya retak-retak.

Selain padi yang baru ditanam, tanaman padi yang sudah berusia sekitar dua bulan lebih juga membutuhkan banyak pasokan air.

Jika tidak segera dialiri air, akan menguning dan terancam gagal panen. “Sementara karena air irigasi tidak ada, pakai pompa dari sumur bor,” ujarnya.

Pensiunan ini meminta pihak-pihak terkait, terutama klian subak dan pemerintah daerah untuk segera mencarikan solusi dari krisis air ini. “Harus segera dicarikan solusi, atau nanti seluruh pertanian ini gagal panen,” terangnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, sudah melakukan pengecekan informasi kekeringan sawah yang berada Subak Jelinjing, di Desa Budeng.

Menurutnya, sekitar 32 hektare pertanian petani terancam kekeringan dan seluas 8 hektar sudah kekeringan. “Sementara dari yang lain belum ada laporan,” ungkapnya.

Mengenai ancaman kekeringan ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Klian subak untuk mencari solusi.

Salah satunya dengan memberikan bantuan mesin pompa air bagi petani atau subak yang tidak memiliki pompa.

Namun untuk teknisnya, jumlah untuk dipinjamkan dan biaya untuk pompa akan diserahkan pada subak.

Dari hasil pemantauan, lanjutnya, antisipasi di masing-masing pemilik sawah yang sudah memiliki sumur di antaranya mesin sedang beroperasi secara swadaya.

Sedangkan pompa bantuan yang sudah ada di subak sebanyak 3 unit sedang beroperasi juga “Kita masih konfirmasi kalau subak butuh bantuan mesin nanti kami fasilitasi,” ujarnya.

Menurutnya, sebagian pertanian yang menanam dan terancam kekeringan ini sebetulnya bukan jadwal menanam, namun para petani tetap menanam karena sempat ada air dan hujan.

“Para petani untung rugi karena sempat ada air dan hujan,” ungkapnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago