Categories: Bali

Jadi Daerah Langganan Banjir, Warga Buleleng Didorong Bikin Biopori

SINGARAJA – Warga di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, didorong membuat lubang biopori. Lubang ini diharapkan menjadi lubang resapan air, sekaligus lubang untuk memproduksi kompos.

Dengan pemanfaatan lubang ini, diharapkan Desa Baktiseraga bisa bebas banjir. Kemarin, warga dilatih membuat lubang biopori secara sederhana.

Pelatihan itu dilangsungkan di Kantor Perbekel Baktiseraga. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha (LPPM Undiksha) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turun tangan memberikan pelatihan.

Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada mengatakan, pemicu banjir di Desa Baktiseraga memang cukup kompleks.

Mulai dari tumbuhnya pemukiman, pendangkalan saluran air, minimnya daerah resapan, hingga alih fungsi lahan di wilayah hulu.

Apabila air bah turun, maka sebagian besar wilayah Baktiseraga dipastikan kebanjiran. Biasanya banjir menggenangi kawasan Jalan Laksamana, pemukiman LC Baktiseraga, bahkan bisa menggenang hingga di Jalan Ahmad Yani.

“Kami harap dengan membuat lubang biopori ini bisa mengurangi resiko banjir di wilayah ini. Untuk awal, kami akan fokuskan di RT 13. Apabila berhasil, kami akan perluas ke seluruh wilayah,” kata Armada.

Sementara itu, Ketua LPPM Undiksha Prof I Gede Astra Wesnawa mengatakan, permasalahan banjir di Baktiseraga memang cukup pelik.

Sebenarnya Baktiseraga berada di daerah pedataran yang resiko banjirnya sangat rendah. “Tapi, sejak lima tahun terakhir ini justru jadi langganan banjir. Itu kan aneh bin ajaib. Semestinya itu nggak terjadi,” kata Astra Wesnawa.

Untuk jangka pendek, ia mendorong agar warga setempat membuat lubang serapan air dengan menggunakan biopori.

Hal ini dianggap cukup efektif menanggulangi masalah banjir. Mengingat lubang biopori dapat digunakan sebagai lokasi serapan air, dan tempat untuk memproduksi pupuk organik.

“Kami gunakan agregat UNF 1, hasil penelitian di Undiksha. Agregat ini bisa mempercepat proses dekomposter sampah organik di lubang biopori, atau dapat langsung digunakan sebagai pupuk.

Kami optimistis ini bisa mengurai masalah lingkungan di Baktiseraga, baik itu masalah banjir maupun pemanfaatan sampah organik,” papar pria yang juga guru besar Ilmu Lingkungan itu. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago