Categories: Bali

FINAL! Patuhi PHDI, Parade Ogoh-Ogoh di Buleleng Dibatalkan

SINGARAJA – Pemerintah memutuskan membatalkan parade ogoh-ogoh yang rencananya berlangsung pada Selasa (24/3) mendatang.

Pembatalan itu dilakukan, menyusul terbitnya surat dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat terkait tata cara pelaksanaan rangkaian Nyepi Tahun Baru Caka 1942.

Keputusan membatalkan parade ogoh-ogoh, sekaligus membatalkan kesepakatan yang telah diambil pada Senin (16/3) lalu.

Saat itu hasil rapat dengan Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng dan PHDI Buleleng diputuskan bahwa parade bisa dilaksanakan secara terbatas, dengan tidak melibatkan banyak orang.

Dalam edaran Bupati Buleleng Nomor 420/1020/PEM/III/2020, ada beberapa ketentuan yang diatur.

Pertama untuk kegiatan melasti hanya melibatkan para petugas pelaksana upacara dalam jumlah yang sangat terbatas dengan protocol pencegahan covid-19 yang telah ditentukan.

Yakni menyediakan thermo gun dan hand sanitizer. Kedua, ritual tawur kesanga hanya melibatkan petugas pelaksana upacara dalam jumlah yang sangat terbatas, tanpa kegiatan seremonial.

Umat yang tidak bertugas, cukup melakukan persembahyangan dari rumah. Ketiga, tidak ada parade ogoh-ogoh yang dilakukan. Seluruh ogoh-ogoh tidak boleh diarak keluar.

Selanjutnya, catur brata penyepian tetap dilaksanakan. Khusus pelaksanaan dharma santhi Nyepi akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berkembang.

Terakhir, untuk pelaksanaan upacara baik itu purnama, tilem, dan tumpek, cukup dilaksanakan oleh pelaksana upacara.

Baik itu pandita, pemangku, dan sarati banten. Sementara umat cukup melakukan persembahyangan di rumah.

Bendesa Madya MDA Buleleng Dewa Putu Budarsa mengatakan, keputusan itu sudah bersifat final.

Majelis Desa Adat akan segera menyampaikan keputusan itu pada para prajuru dan bendesa adat di masing-masing desa adat. Mengingat keputusan itu sudah sesuai dengan edaran yang disampaikan PHDI Pusat.

“Sudah jelas dan tegas, tidak ada kegiatan apapun yang melibatkan orang banyak. Ritual bisa berjalan, tapi yang melaksanakan cukup kelian adat dengan prajuru saja,

atau bersama petugas yang ditunjuk. Kalau ini berkepanjangan, sampai dengan purnama kedasa juga akan dikurangi personilnya,” kata Budarsa.

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago