Categories: Denpasar & Badung

Trauma Mengungsi saat Gunung Meletus 1963, Pengungsi Lansia Meninggal

RadarBali.com  – Bertambah lagi jumlah pengungsi yang meninggal di kamp pengungsian. Seorang dadong asal Desa Temega, Abang, Karangasem, dilaporkan meninggal dunia.

Ni Nengah Rijek meninggal dunia saat dievakuasi dalam perjalanan menuju IGD Sanglah, Rabu, (27/9) sore kemarin.

Nenek berusia 69 tahun saat diturunkan dari mobil carry angkutan kota dalam kondisi tubuhnya kaku dan seluruh kulitnya berwarna kuning.

Menurut cucu kandungnya Made Sudiarsa, 25, dirinya tak percaya jika dadong meninggal dunia. Karena tak ada riwayat penyakit apapun yang dialami oleh dadongnya.

Sebelum diungsikan ke Banjar Kancil, Kerobokan, Denpasar Barat, awalnya dadong dalam kondisi sehat bugar. Saat itu sedang berada di rumah.

Pekerjaannya menjarit dan membuat banten. Namun, sejak Gunung Agung ditetapkan menjadi level awas dan informasinya akan meletus, Nengah Rijek langsung ngedrop dan lemah.

“Dadong shock dan panik ketika mendengar berita itu,” ucap pria yang mengenakan baju merah di ruangan IGD RS Sanglah.

Menurut Sudiarsa, ketika diajak untuk mengungsi ke Denpasar, dadong tak mau untuk ikut. Dia hanya ingin berdiam dan menetap di rumah.

Namun karena kondisi yang sudah tua keluarga pun memaksa dan membawanya ke lokasi pengungsian.

“Memang dadong saya sempat cerita keadaan Gunung Agung yang meletus di tahun 1963. Karena dadong lahir tahun 1948. Saat itu dia berlari mengungsi ke gunung bersama warga lainnya. Kemudian trauma dengan letusan Gunung Agung di tahun 1963 dan dia ingat betul hal tersebut,” ungkapnya.

Menurut Sudiarsa, neneknya sudah tiga hari berada di lokasi pengungsian. Selama di pengungsian, nafsu makan berkurang, jarang makan, selalu terbayang dengan kondisi rumah dan ingin saja pulang ke kampung.

Karena kondiisnya lemah, neneknya kemudian dibawa ke rumah sakit. “Akhirnya saya dan keluarga membawa ke rumah sakit. Sayangnya nyawa dadong saya tidak tertolong ketika dalam perjalanan menuju IGD RS Sanglah. Sudah dilakukan di cek denyut nadi dan nafas di ruangan tindakan oleh petugas IGD. Namun dinyatakan sudah meninggal,” ujarnya.

Untuk jenazah sementara dititip di kamar jenazah RS Sanglah. Belum tahu kapan akan disemayamkan menunggu keputusan dari keluarga.

Apalagi saat ini krama dari Desa Temega, Abang menyebar di sejumlah posko pengungsian di Denpasar dan di Klungkung.

“Untuk keluarga sendiri kami sendiri masih ada mengungsi di Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung dan belum dikabarkan dengan musibah ini,” tuturnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago