Categories: Denpasar & Badung

DLHK Badung Bakal Tata Tukad Mati Legian, Begini Penampakannya…

MANGUPURA – Kawasan sungai Tukad Mati yang berada di Kelurahan Legian, Kuta kerap dikeluhkan. Pasalnya, ketika hujan air meluap, kotor dna mengeluarkan bau tak sedap.

Melihat kondisi ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung mewacanakan melakukan penataan di bantara tukad mati dengan konsep Taman Tabebuya Legian.

Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan mengakui,  penataan bantaran tukad mati ini akan dilakukan sepanjang 2,6 kilometer.

Pihaknya juga akan berkolaborasi dengan pihak Kelurahan Legian dan juga Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian pada penataan sungai tersebut.

“Bukan hanya pembangunan fisik saja yang dilakukan tapi juga bisa membuat sungai yang sering dikeluhkan karena banjir,

kotor, dan bau, bisa menjadi bersih dan menjadi lokasi rekreasi yang indah, icon baru kelurahan Legian,” terang Eka Merthawan.

Kata dia, pada penataan taman tersebut akan menanam sebanyak 500 pohon Tabebuya (Chrysotricha ) di kanan dan kiri bantaran sungai.

Pohon Tabebuya yang akan ditanam  dipilih yang berwarna putih dan merah muda. Pohon ini juga diperkirakan akan berbunga dua kali setahun, yaitu pada bulan Februari dan September.

“Jadi, itulah merupakan daya tariknya Tukad Mati. Ini akan diajukan pada anggaran perubahan 2019 sebesar Rp 800 juta rupiah, untuk pohon Tabebuya, patung, taman, pot dan lighting,” ungkapnya.

Lurah Legian, Made Madia Surya Natha mendukung rencana penataan bantaran Tukad Mati ini. Karena ini merupakan keinginan masyarakat Legian agar Tukad Mati ini bisa menjadi ikon baru pariwisata minimal untuk warga lokal, dan Bali pada umumnya.

Pihaknya berharap rencana ini agar segera di realisaikan. Terkait dengan nama taman pihakya mengusulkan bernama Taman Giri Tabebuya.

“Tetang keberadaan tukad mati ini, tahun 2019 kami harapkan senderan sudah selesai ditata, sedimentasi sudah dikeruk dan taman juga sudah selesai. Mudah-mudahan ini bisa menjadi objek wisata baru minimal untuk masyarakat lokal,” ungkapnya.

Begitu juga Ketua LPM Legian, Ketut Sudana menyebutkan, selama ini, kawasan Tukad Mati memang benar-benar terkesan mati.

Pihaknya berharap setelah ada kolaborasi antara DLHK, Lurah Legian dan LPM Legian bersama tokoh masyarakat, suasana Tukad Mati bisa lebih hidup.

Mudah mudahan itu bisa segera terrealisasi sehingga bisa menjadi ikon baru di kelurahan Legian.

“Sehingga untuk jangka panjnag bisa dinikmati oleh masyarakat Legian bahkan masyarakat Bali. Untuk meintenance kedepannya,

kami akan menggerakkan Legian Bisnis Association (LBA) untuk ikut mendukung melalui program CSR nya,”pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago