Categories: Denpasar & Badung

Stop Konsumsi RW, Pecinta Anjing Usulkan Bali Punya Shelter Anjing

DENPASAR – Polemik konsumsi daging anjing di Bali sudah terjadi sejak lama. Bahkan, berulangkali jadi bahan diskusi di forum resmi maupun nonformal.

Antar sesama aktivis, organisasi penyayang binatang dalam dan luar negeri, sampai melibatkan lembaga pemerintah terkait pun sudah pernah dilibatkan untuk menuntaskan masalah ini.

Maret 2017 lalu misalnya, Universitas Udayana bersama seluruh stakeholder merangkum beberapa point penting untuk menghentikan perdagangan anjing Bali.

Hasilnya pun sudah diterima pemerintah dan lalu ditungkan dalam surat edaran yang diteken Gubernur Bali pada saat itu (Made Mangku Pastika). Tepatnya, keputusan itu diambil di Juli 2017.

Sejak itu, mulai bermunculan perarem/perdes dari beberapa desa adat di Bali, yang isinya kurang lebih sama; melarang seluruh aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan daging anjing di wilayah desa tersebut.
Ajiq, aktivis Stop Buang Anjing melihat, regulasinya sudah jalan, walalupun belum total. Kalau pun mau dibuatkan pergub apalagi ditegaskan di kuhp, akan jauh lebih baik.

“Namun, akar permasalahannya mesti dicermati kembali, karena asal muasalnya ada di “penelantaran/pembuangan anjing” yang masih marak terjadi di masyarakat,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Bali.

Ajiq yang juga seorang musisi asal Karangasem ini menyarankan, kalau pemda punya lahan kosong, lebih baik dibuatkan shelter atau penampungan.

Tujuannya, untuk menampung anjing-anjing yang dibuang/ditelantarkan. Bekerja sama dengan yayasan, organisasi lain, libatkan aktivis, mahasiswa untuk mengelola, merawat dan mengawasi shelter tersebut.

“Buat yang besar sekalian, lalu jadikan satu hari sebagai Adoption Day, masyarakat bisa kesana untuk kembali mengadopsi yang sudah sehat,” ujar penggebuk drum dari Band The Bullhead ini.

Bisa juga menjadi bojek wisata edukasi, jadi masyarakat yang belum siap mengadopsi, paling tidak bisa belajar bagaimana menjaga hewan peliharaan anjing yang baik.

“Saya yakin kalau itu terwujud di Bali, dampak positifnya akan kemana-mana, termasuk menekan aktivitas perdagangan daging anjing,” tuturnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago