Categories: Denpasar & Badung

FIX! Pemkot Ingatkan Tak Pakai Sound System saat Pawai Ogoh-ogoh

DENPASAR – Perayaan Nyepi sebulan lagi. Pemkot Denpasar pun memperingatkan agar saat mengarak ogoh-ogoh tidak menggunakan sound system. Tapi, menggunakan baleganjur seperti biasa.

Karena itu, Dinas Kominfo Denpasar bersama Bagian Humas dan Protokol Kota Denpasar kembali menggelar sosialisasi serangkaian Nyepi di Gedung Sewaka Dhama Lumintang kemarin.

Kabag Humas dan Protokol Kota Denpasar Dewa Gede Rai didampingi Kabid Komunikasi dan Informasi Publik Dinas Kominfo Kota Denpasar Gde Wira Kusuma berharap prosesi hari suci Nyepi tahun ini dapat terlaksana secara aman, tertib, nyaman dan damai.

Keberadaan “soundsystem dan styrofoam” sebagai sesuatu yang tak asing dalam pembuatan “ogoh-ogoh” diharapkan tidak digunakan pada Nyepi kali ini.

“Jadi bukan soundsystem yang bermasalah, tetapi pemanfaatan yang tidak tepat jika digunakan untuk mengiringi prosesi pengarakan ogoh ogoh, apalagi dengan iringan house musik,” kata Dewa Rai.

Menurutnya, masih banyak instrumen lain yang bisa digunakan jika tidak memiliki gambelan, misalnya dengan kentongan dari bambu atau memanfaatkan barang bekas yang bisa menghasilkan irama.

“Jika kita kreatif bisa bisa,” tambahnya. Dewa Rai juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam bersosial media saat menjelang pengerupukan.

Jangan sampai menebar berita hoax dan ikut membantu dalam menjaga kekhusukan menjelang hari raya Nyepi.

Sementara itu, seniman “ogoh-ogoh” asal Banjar Gemeh, Putu Marmar Herayukti yang ditemui ditempat berbeda mengatakan, sangat tidak setuju jika ogoh-ogoh dibuat menggunakan styrofoam dan diarak diiringi soundsystem.

Hal ini semata-mata karena keduanya bukan merupakan kebudayaan Bali. “Kami konsisten menolak itu karena dirasa kurang tepat,” ujar Marmar.

Yang mana sebenarnya ogoh-ogoh merupakan suatu pemersatu masyarakat, dimana di era sekarang ini untuk membuat suatu kreatifitas bersama itu sangatlah susah.

Dan, media ogoh-ogoh inilah yang manjadikan sebuah permasatu masyarakat di dalam berkreasi selain mempertahankan seni budaya Bali.

Untuk itu, kata dia, janganlah menggunakan sound system dengan lagu-lagu housemusik dan bahan Styrofoam yang bisa merusak dan menghilangkan seni budaya bali itu sendiri.

“Mari kita berkreasi bersama dengan mempertahankan akar jati diri seni budaya bali, jangan sampai kita kehilamngan jati diri kita.

Di mana soundsistem yang memutar lagu housemusic itu akan menenggelamkan gambelan-gambelan saat pawai ogoh-ogoh dan bisa memancing kekisruhan.

Untuk itu perlunya sosialisasi pemahaman kepada masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat khsusunya generasi muda paham dan mengerti tentang budaya Bali yang sesungguhnya,” pungkasnya.

 

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago