Categories: Denpasar & Badung

Tolak Omnibus Law tapi Tak Ikut Demo, Ini Alasan KSPSI Bali

DENPASAR – Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Bali mengaku tidak ikut dalam aksi protes tolak Omnibus Law di Denpasar, Kamis (8/10). Hal itu disampaikan Ketua KSPSI Bali, Wayan Madra, Jumat (9/10).

Dijelaskan Madra, meski tidak turut serta dalam aksi protes, pihak KSPSI Bali sejak awal sudah menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah diketuk palu oleh DPR beberapa hari lalu. Dikatakannya, pihak SPSI Bali telah beberapa kali menghadap Gubernur Bali, Wayan Koster untuk menyampaikan aspirasi penolakan RUU Ciptaker tersebut. 

“Bahkan kami telah beberapa kali menghadap Pak Gubernur untuk menyampaikan masalah itu ke Jakarta. Dengan adanya ketok palu terkait masalah itu kami sangat keberatan dengan isi undang-undang cipta kerja itu. Karena isinya menurut kami mendegradasi hak-hak para pekerja,” terangnya. 

Menurut dia, Omnibus Law UU Cipta Kerja banyak merugikan pihak pekerja. Misalnya ketentuan outsourcing diberlakukan kepada semua pekerjaan. Sistem kontrak juga bisa diberlakukan berkali-kali.

“Padahal di Undang-Undang 13 (tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) itu diatur jelas,” katanya.

Dia juga menyebutkan contohnya, masalah upah seperti pesangon, kita punya kalau kita berhenti bekerja 32 kali gaji. Sedangkan sekarang dikurangi menjadi 21 kalau tidak Salah.

“Inilah yang kami perjuangkan. Sehingga hak-hak pekerja tidak dikurangi,” urainya.

Lanjut dia, jika Omnibus Law UU Ciptaker ini akan mulai diberlakukan, maka hal ini akan merugikan para pekerja di masa mendatang. Itu juga merugikan generasi pekerja berikutnya. Di mana perusahaan akan dengan gampangnya memecat karyawannya.

Selain itu, menurut Madra pekerja asing juga akan gampang bekerja di Indonesia. Apalagi Bali yang merupakan industri pariwisata, di mana pekerja asing akan bisa mengambil lahan kerja dengan gampang. 

Saat ditanya alasan KSPSI Bali tidak ikut turun ke jalan, Madra menjelaskan bahwa hal ini dilatarbelakangi beberapa faktor. “Terkait aksi turun ke jalan dari mahasiswa kami tidak turun ke jalan karena Bali ini tidak sama dengan daerah-daerah lain. Kita adalah daerah Bali pekerjanya adalah pekerja jasa di bidang wisata dan jasa lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “oleh karena itu, karena ini musim pandemi covid kita khawatir kalau kami menggerakan massa turun ke jalan. Mereka banyak yang tidak bekerja karena tidak ada operasi pariwisata. Kalau ikut turun juga takut kena covid. Ini yang kami hindari.”

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago