Categories: Radar Buleleng

Duh! Penyakit Ginjal Meningkat, RSUD Buleleng Tambah Fasilitas Cuci Darah

SINGARAJA– Trend penyakit ginjal di Kabupaten Buleleng terus meningkat. RSUD Buleleng pun memilih menambah fasilitas hemodialisis atau cuci darah. Sebab keberadaan fasilitas lama, tak mampu lagi menampung pasien.

 

Semula RSUD Buleleng hanya memiliki 24 tempat tidur untuk layanan cuci darah. Sementara jumlah pasien mencapai seratusan orang. Dampaknya dalam sehari layanan cuci darah harus dilakukan dalam tiga shift. Hal itu dinilai tak ideal bagi pasien maupun bagi tim medis.

 

Alhasil direksi rumah sakit memutuskan menambah fasilitas cuci darah menjadi 60 tempat tidur. Layanan itu ditempatkan di sisi barat Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng, serta di sisi timur Paviliun Mahottama RSUD Buleleng.

 

Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD mengungkapkan, saat ini ada 170 orang pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani perawatan berkala di RSUD Buleleng. Mereka bisa menjalani cuci darah rutin hingga dua kali dalam sepekan. “Kalau dulu layanan cuci darah itu bisa sampai jam 10 malam. Ini tentu tidak baik untuk nakes, apalagi untuk pasien. Karena kondisi fisiknya jadi nggak bagus,” kata Arya.

 

Sejak tahun lalu, direksi memutuskan menambah unit layanan cuci darah. Total dana yang disiapkan mencapai Rp 4 miliar. Dana itu berasal dari pihak swasta, tanpa melibatkan kas dari RSUD maupun pemerintah daerah.

 

Menurut Arya trend penyakit ginjal kronis terus menunjukkan peningkatan. Sebab penyakit metabolisme seperti kencing manis, darah tinggi, serta batu ginjal juga mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit itu diketahui sebagai pemicu gagal ginjal kronis. “Memang proyeksi kami, kasusnya akan terus meningkat. Pada saatnya nanti, kapasitas 60 tempat tidur ini akan kurang sehingga harus ditambah lagi,” katanya.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mengatakan, penambahan fasilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Ia menilai direksi telah memahami kebutuhan masyarakat dengan melihat proyeksi penyakit. “Ini sangat menjawab kebutuhan pasien gagal ginjal. Jadi mereka tidak perlu lagi jauh-jauh ke Denpasar untuk cuci darah. Karena kalau ke Denpasar jelas butuh waktu dan biaya,” demikian Sutjidra. (eps)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago