Categories: Ekonomi

Paceklik Ikan Berbulan-bulan, Ini Penyebabnya Versi BROL

RadarBali.com – Paceklik ikan di perairan Selat Bali yang terjadi sejak setahun lebih, terutama ikan jenis tertentu seperti lemuru untuk produksi ikan sarden banyak dipengaruhi oleh perubahan iklim secara global.

Jadi, bukan karena faktor lokal seperti pencemaran lingkungan di sekitar perairan yang mempengaruhi kualitas air.

Kepala Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) I Nyoman Radiarta menjelaskan, secara rinci hasil penelitian faktor-faktor yang menyebabkan paceklik ikan yang ada di perairan selat Bali.

“Secara umum ada perubahan iklim global yang sangat berpengaruh,” jelasnya. Hal tersebut sekaligus mematahkan asumsi masyarakat terutama nelayan Jembrana bahwa paceklik ikan karena ada pencemaran lingkungan.

Menurut nelayan Jembrana, karena pencemaran, ikan menjauh dari perairan selat Bali yang biasanya melimpah ikan.

Menurut Radiarta, iklim global mempengaruhi suhu. Sedangkan ikan seperti jenis lemuru sensitif terhadap perubahan suhu air.

Secara ilmiah, disebutkan lapisan termoklin merupakan lapisan yang berada dalam kolom perairan di laut.

Di mana pada lapisan ini mengalami perubahan suhu yang drastis dengan lapisan yang berada dan di bawah lapisan termoklin.

Akibatnya, ikan yang sensitif dengan perubahan suhu ini, berada di perairan yang lebih dalam yang suhunya sesuai dengan ikan.

Radiarta berharap kerjasama dengan nelayan, terutama juru arah yang bisa mengetahui posisi ikan.

Data tersebut nantinya akan digunakan untuk memetakan posisi ikan di perairan selat Bali. Jangka panjangnya nelayan tidak akan kesulitan mencari ikan.

Salah satu peneliti BROL, Wingking Era Rintaka Siwi mengatakan, kalau dari sisi Oseanografi dari hasil penelitian sebelumnya, selain faktor iklim dan makanan, lingkungan ikan sangat berpengaruh.

Karena saat dilakukan penelitian ketika musim angin timur dan angin barat jauh perbedaaanya. Pada saat musim timur suhunya itu di kedalaman sampai dengan 20 meter, tapi kalau musim barat cenderung turun.

Hal ini juga dibandingkan dengan hasil tangkapan ikan nelayan, hasilnya tidak jauh beda yakni ikan lebih banyak ketika musim timur karena termoklin naik.

Berbeda ketika musim barat, termoklin turun sehingga ikan berada di perairan yang lebih dalam lagi. Sedangkan jaring ikan nelayan hanya bisa menjangkau ikan yang berada di perairan lebih dangkal.

BROL sendiri ingin kerjasama dengan pihak nelayan lebih intensif. Nelayan bisa memberikan informasi mengenai posisi ikan sehingga pihak BROL bisa memetakan posisi ikan yang bermanfaat untuk nelayan untuk jangka panjang

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago