Categories: Ekonomi

Februari 2019, Kinerja Ekspor dan Impor Bali Turun, Ada Apa?

DENPASAR – Berdasar data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (1/04/2019), secara month to month (dibandingkan bulan sebelumnya), capaian ekspor Bali di Bulan Februari 2019 mengalami penurunan sedalam -2,84 persen.

Kondisi ini sama seperti bulan Januari 2019 yang juga mengalami penurunan. Sudah dua bulan, capaian ekspor Bali tidak begitu menggembirakan.

Yang memicu penurunan di kedua bulan tersebut adalah penurunan ekspor komoditas ikan dan udang.

Tahun 2018 capaian ekspor komoditas ini selalu meningkat dari Bulan Juni hingga mencapai puncak di bulan Desember 2018 mencapai USD 20,51 juta.

Sementara di bulan Februari 2019 ini capaian ekspor komoditas ikan dan udang hanya mencapai setengahnya yakni USD 10,29 juta.

Tiongkok, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat merupakan negara importir komoditas ikan dan udang Bali yang mengalami penurunan.

Kondisi berbeda ditunjukkan oleh ekspor komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah yang alami peningkatan hingga ratusan persen di bulan Februari 2019.

Produk ini paling banyak diekspor ke Amerika Serikat berupa vanila. Jika dilihat riwayat dari bulan ke bulan, ekspor produk ini mencapai titik ekspor tertinggi di bulan Maret 2017 dan perlahan mengalami fluktuasi hingga bulan Februari 2019.

Dari sisi lokasi pengiriman barang, sebanyak 57,33 persen barang ekspor Bali diberangkatkan dari pelabuhan di luar Bali yakni 53,75 persen di antaranya diberangkatkan dari pelabuhan di Jawa Timur.

Dari sisi sektor, 89,346 persen barang ekspor Bali merupakan produk dari Industri Pengolahan dan pada Februari 2019 mengalami peningkatan sebesar 2,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Ini menunjukkan bahwa geliat ekonomi khususnya di sektor industri pengolahan makin baik. Hampir sama dengan kondisi ekspor, impor Bali di bulan Februari 2019 juga mengalami penurunan sedalam -26,22 persen.

Penurunan ini didominasi oleh turunnya impor dari Tiongkok berupa mainan. Secara total, penurunan impor produk mainan ini mencapai -29,73 persen.

Hal ini diduga karena telah rampungnya pembangunan wahana hiburan Trans Studio Bali. Sebelumnya, impor produk mainan seperti flying theatre sempat mencapai titik impor tertinggi di bulan Desember 2018.

Tentu jangan dirisaukan lagi, walaupun impor Bali tinggi pada bulan Desember 2018 tersebut, neraca perdangan Bali tetaplah surplus. (dwi yustiani/statistisi BPS Bali

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago