Categories: Ekonomi

Bupati PAS: ASN Buleleng Wajib Gunakan Buah Lokal Saat “Mebanten”

SINGARAJA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) akan mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Buleleng, menyerap produksi buah petani lokal.

Buah yang diserap dari petani diharapkan bisa digunakan untuk konsumsi di tingkat keluarga, maupun digunakan untuk keperluan banten.

Wacana itu dilontarkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, saat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Buleleng kemarin (3/7). Wacana itu juga disampaikan di hadapan anggota DPRD Buleleng yang mengikuti rapat paripurna.

“Mulai bulan depan saya akan wajibkan seluruh PNS saat sembahyang hanya gunakan buah lokal, tidak saya izinkan gunakan bukan impor.

Saya harap teman-teman di dewan juga bisa membantu dengan kebijakan. Karena banyak hari raya kita, seperti tumpek kandang dan tumpek bubuh,” kata Bupati Agus.

Bupati Agus menyebut, saat prosesi upacara, masyarakat memang idealnya menggunakan buah lokal. Sebab buah itu digunakan sebagai aci-aci pada prosesi persembahyangan.

Pemanfaatan buah impor, dianggap kurang selaras. Sebab pada persembahyangan tumpek pengatag, yang didedikasikan pada tanaman yang menghasilkan buah lokal.

Selain itu, mantan Ketua Komisi III DPRD Bali itu berencana mengembangkan tanaman khas. Utamanya buah anggur. Sebab di Bali, hanya Buleleng yang bisa menghasilkan buah anggur.

Rencananya pemerintah akan menghitung kebutuhan buah anggur. Baik itu serapan di industri, maupun serapan konsumsi.

“Kami akan cek berapa kebutuhan pabrik anggur, berapa yang diserap untuk diolah menjadi wine. Ketika pasar sudah mau menyerap, tentu harus ada perlakuan khusus.

Bagaimana caranya biar usia 100-120 hari (setelah ditanam), anggur itu bisa manis. Sehingga pasar siap menyerap,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan, ide memberdayakan ASN untuk menyerap buah lokal, sebaiknya bukan hanya pada tataran wacana saja.

Menurutnya implementasi kebijakan itu juga harus diikuti dengan ketersediaan yang cukup serta kualitas yang memadai. Bila kualitas buah lokal tak bagus, Supriatna meyakini kebijakan itu akan sulit diimplementasikan.

“Ini harus dengan komitmen yang jelas. Kemarin kan sempat ada wacana membangun irradiator gamma, tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi tindak lanjutnya seperti apa.

Kalau memang ingin dorong buah lokal, harus juga bicara kualitas dan ketersediaan. Sehingga buah lokal ini memang benar-benar digemari,” ujar Supriatna. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: buah lokal

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago