Categories: Events

Miris, KKP Catat Perairan Indonesia Sumbang 1,29 Juta Ton Sampah

DENPASAR – Hanya dalam waktu satu jam 643,94 kg sampah plastik plus ratusan puntung rokok terkumpul di Pantai Mertasari, Sanur, Jumat (10/5) pagi.

Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya ternyata masih sangat mengkhawatirkan.

Mertasari Beach Clean Up yang diprakarsai Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Republik Indonesia menunjukkan

fakta bahwa Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 36 Tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong platik saja tidak cukup.

Mental masyarakat Indonesia, khususnya manusia Bali mesti segera “dibenahi”.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia Muhammad Yusuf mengatakan, gerakan bersih sampah pantai dan laut merupakan bagian dari gerakan cinta laut.

Terselenggara atas kerja sama Ocean Conservancy dan Brestling SA sekaligus bentuk dukungan pada acara Bali Surfing Pro Competition.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan aksi nyata dalam membebaskan laut dari sampah, terutama sampah plastik,” ucap Yusuf ditemui di Pantai Mertasari, Sanur, Jumat (10/5) pagi.

Yusuf menyebut sampah plastik menjadi ancaman serius bagi kelestarian laut. Tercatat lebih dari 250 juta km persegi wilayah laut dunia tercemar dan Indonesia menyumbang 1,29 juta metrik ton sampah per tahun.

Bila gerakan nyata tak digalakkan, diprediksi pada 2050 jumlah sampah di laut akan lebih banyak dibanding ikan.

“Sudah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat sampah di laut. Salah satunya kematian paus di Wakatobi. Dalam perut si paus ditemukan sampah plastik sebanyak 5,9 kg.

Kematian penyu di Pulau Pari ditengarai juga karena sampah yang masuk ke laut melalui sungai-sungai di Jakarta,” sambungnya.

Agar ekosistem pesisir tidak rusak, kesehatan manusia tidak terganggu, dan pariwisata Bali tetap lestari, kemarin ratusan siswa sekolah dasar di Denpasar dikenalkan konsep 5R.

Pertama, Re-think, yakni perubahan cara pikir bahwa laut bukan keranjang sampah. Kedua, Refuse, yaitu gerakan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai.

Ketiga, Reduce, yaitu mengurangi jumlah penggunaan plastik. Keempat, Reuse, menggunakan plastik berulangkali. Kelima, Recycle, mengubah plastik yang masuk ke laut menjadi produk-produk bernilai ekonomis.

“Pemerintah tidak bisa melakukan kerja ini sendiri. Perlu kerja sama dengan LSM, dunia usaha, serta masyarakat. Laut adalah masa depan bangsa,” tegasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago