Categories: Nasional

KPU Hanya Bisa Kurangi Rp 15 M, Bawaslu Enggan Rasionalisasi

RadarBali.com – Rapat antara DPRD Bali dengan KPU dan Bawaslu Bali membahas tentang anggaran Pilgub Bali 2019, akhirnya mulai menemui titik temu.

Berbeda dengan rapat sebelumnya, anggota dewan mulai loyo. Satu-satunya anggota dewan yang masih tetap vokal adalah anggota Komisi I, Nyoman Adnyana.

Rapat yang dipimpin Wakil Ketua I, Nyoman Sugawa Korry, itu berlangsung sekitar 1,5 jam. Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, mengajukan sejumlah opsi kepada DPRD Bali.

Salah satu opsi yang diajukan adalah pengurangan anggaran dari Rp 229 miliar menjadi Rp 213, 7 miliar. Artinya, ada pengurangan anggaran sekitar Rp 15 miliar. Namun, opsi yang diajukan KPU itu bukan tanpa syarat.

Dijelaskan Raka, opsi dana penyelenggaraan Pilgub Rp 213, 7 miliar belum termasuk sosialisasi media cetak dan elektronik.

Pihaknya juga menghilangkan anggaran untuk pembelian seragam badan adhoc. “Semua pilihan ada konsekuensinya.

Salah satu opsi jika dilakukan pengurangan anggaran minimal Rp 213,7 miliar, ini belum termasuk ditambah sosialisasi media,” ujar Raka Sandi.

Tentu menjadi pekerjaan berat bagi KPU jika tidak menyosialisasikan penyelenggaraan pilgub melalui media. Menurut Raka, sosialisasi melalui media sangat efektif menyentuh calon pemilih.

KPU ingin tingkat partisipasi pemilih pada Pilgub Bali minimal 70 persen. “Kalau tanpa sosialisasi di media kami akui berat. Opsi Rp 213,7 miliar itu kalau tidak bisa, maka kami kembali ke NPHD semula.

Sebab, secara hukum NPHD mengikat. Perubahan harus berdasar persetujuan kedua pihak, KPU dan Pemprov Bali,” papar pria asal Jembrana itu.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Bali, Ketut Rudia menyatakan tidak bisa merasionalisasi anggaran Bawaslu. “Kami menyusun anggaran itu prosesnya panjang, selama dua tahun. Kalau ada dana lebih pasti kami kembalikan,” kata Rudia.

Sementara itu, Adnayana tetap meminta KPU dan Bawaslu mencontoh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dikatakan Adnyana, Pilgub NTB dengan jumlah pemilih 3,9 juta hanya menghabiskan anggaran Rp 203 miliar.

Sementara Pilgub Bali, jumlah pemilih hanya 3 juta menghabiskan dana lebih besar. Kondisi wilayah di NTB juga lebih luas daripada Bali.

“Kami ini sudah sangat toleransi kepada KPU dan Bawaslu, supaya pilgub bisa berjalan baik. Jangan ada dusta di antara kita. Jangan sedikit-sedikit ngambul, mendramatisir keadaan,” sentil politikus asal Bangli itu.

Adnyana mengancam jika KPU dan Bawaslu tidak bisa mengurangi anggaran, pihaknya akan interupsi saat rapat paripurna.

“Kalau interuspi tidak diterima, saya akan walk out. Kami minta KPU dan Bawaslu saling bersinergi,” tukasnya

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago