Categories: Nasional

Bersyukur Bisa Gelar Salat Berjamaah, Meski Tanpa Tradisi Bancakan

Toleransi umat beragama di Buleleng cukup kental. Salah satunya terjadi di Kampung Singaraja. Saban tahun umat muslim dan keluarga puri, akan menggelar tradisi bancakan.

Alias tradisi makan bersama. Namun tahun ini, tradisi itu terpaksa ditiadakan. Kondisi pandemi menjadi salah satu penyebab tradisi itu ditangguhkan.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja

KELURAHAN Kampung Singaraja selama ini dikenal sebagai salah satu kantong pemukiman umat muslim di Kabupaten Buleleng.

Jauh sebelum masa kemerdekaan, perkampungan ini memiliki hubungan erat dengan keluarga Puri Buleleng. Hingga kini hubungan warga dengan pihak puri masih terjalin dengan  erat.

Saban tahun sebenarnya warga Kampung Singaraja dan keluarga Puri Buleleng punya sebuah tradisi. Yakni tradisi bancakan alias makan bersama.

Setiap hari raya Idul Fitri dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi ini akan digelar. Dalam tradisi ini, warga Kampung Singaraja yang memeluk agama Islam, menggelar acara makan bersama.

Selain itu warga yang memeluk agama Hindu juga diundang hadir. Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Ngurah Parwata Panji juga biasanya hadir.  

Namun sejak 2020 lalu, tradisi bancakan tak lagi digelar. Pandemi menjadi salah satu alasan masyarakat tak menggelar tradisi bancakan.

“Biasanya habis Salat Ied, warga keluar bawa nampan isi nasi dan lauk. Nanti satu nampan itu makan bersama 5-6 orang.

Tapi sudah dari tahun lalu tidak kami laksanakan, karena masih masa pandemi,” ungkap Sekretaris Ta’mir Masjid Nurrahmah Kampung Singaraja, Agus Murjani.

Meski tanpa tradisi bancakan, umat muslim di Kampung Singaraja masih bisa bernafas lega. Sebab tahun ini Masjid Nurrahmah diizinkan menggelar Salat Ied berjamaah di masjid.

Salat menerapkan protokol yang sangat ketat. Mulai dari ketersediaan wastafel, hand sanitizer, alat pengukur suhu, hingga penerapan jaga jarak.

“Ya setidaknya tahun bisa Salat Ied saja dulu. Kalau tradisi, ditunda dulu sampai kedepan memungkinkan.

Kami sudah ingatkan kepada yang muda-muda supaya tradisi ini dilakukan bila situasi sudah normal lagi,” kata Murjani yang juga mantan Lurah Kampung Singaraja.

Warga lainnya, Aditya Al Badari, 35, mengaku perayaan Idul Fitri tahun ini tak meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Biasanya memang habis Salat Ied, ada bancakan. Rasanya memang lebih sepi. Tapi karena pandemi, mau bagaimana lagi.

Setidaknya tahun ini bisa salat ied berjamaah di masjid. Tidak seperti tahun lalu, yang salat di rumah,” katanya. (*)

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago