31.6 C
Jakarta
20 November 2024, 9:50 AM WIB

Mantap, Buah Naga Produksi Petani Buleleng Tembus Pasar Ekspor

BULIAN – Komoditas buah naga yang ditanam oleh petani di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, berhasil menembus pasar ekspor.

Kini buah tersebut diproyeksikan menembus pasar di Tiongkok. Hanya saja untuk proses pengiriman, masih menanti proses uji kelayakan yang dilakukan otoritas Tiongkok.

Kemarin tim Bea Cukai Tiongkok (General Administration of Customs People’s Republic of China/GACC), mendatangi perkebunan milik I Wayan Kantra, petani Bulian yang hendak mengekspor hasil taninya ke Tiongkok.

Tim didampingi Kasi Karantina Tumbuhan Badan Karantina Kementerian Pertanian Irsan Nuhanto, serta Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Genep.

Saat berada di perkebunan seluas 14 hektare itu, tim dari Tiongkok melakukan pengecekan secara menyeluruh.

Mulai dari proses pemeliharaan hingga pupuk yang digunakan. Sampel buah dan hama pun turut diambil untuk kemudian diuji.

Pemilik kebun I Wayan Kantra mengatakan, selama ini ia mengelola lahan pertaniannya berbasis organik.

Sehingga peluang menembus pasar ekspor lebih besar. Selama ini buah naga yang ia produksi sudah menembus Jerman, hanya saja dalam bentuk olahan.

“Kalau bentuk buah segar, pernah tembus ke Hongkong. Tapi biayanya mahal. Sekarang saya coba ekspor ke Tiongkok. Sebelum masuk ke Tiongkok, memang harus lewat proses pengecekan dari otoritas di sana,” kata Kantra.

Apabila berhasil lolos proses uji, ia mengaku sanggup mengirim buah naga dalam jumlah besar. Apalagi kebun miliknya bisa menghasilkan 600 hingga 700 ton buah naga dalam setahun.

Sementara itu Kasi Karantina Tumbuhan Badan Karantina, Irsan Nuhanto menyatakan, peluang ekspor buah naga ke Tiongkok sangat besar.

Selama ini Tiongkok mengandalkan buah naga yang berasal dari Thailand dan Vietnam. Ia pun optimistis buah naga Indonesia berhasil menembus pasar ekspor di Tiongkok.

“Produk kita lebih unggul dari ukuran dan rasa. Ukuran lebih besar, rasa lebih manis. Buah naga kita itu, kalau dibelah tidak rusak. Ini keunggulan kita. Beda dengan yang dari Vietnam dan Thailand itu,” jelas Irsan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Genep mengatakan, pihaknya mendorong petani agar mengolah

lahan berbasis pertanian organik. Sebab dengan pengolahan berbasis organik, peluang menembus pasar ekspor makin besar.

BULIAN – Komoditas buah naga yang ditanam oleh petani di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, berhasil menembus pasar ekspor.

Kini buah tersebut diproyeksikan menembus pasar di Tiongkok. Hanya saja untuk proses pengiriman, masih menanti proses uji kelayakan yang dilakukan otoritas Tiongkok.

Kemarin tim Bea Cukai Tiongkok (General Administration of Customs People’s Republic of China/GACC), mendatangi perkebunan milik I Wayan Kantra, petani Bulian yang hendak mengekspor hasil taninya ke Tiongkok.

Tim didampingi Kasi Karantina Tumbuhan Badan Karantina Kementerian Pertanian Irsan Nuhanto, serta Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Genep.

Saat berada di perkebunan seluas 14 hektare itu, tim dari Tiongkok melakukan pengecekan secara menyeluruh.

Mulai dari proses pemeliharaan hingga pupuk yang digunakan. Sampel buah dan hama pun turut diambil untuk kemudian diuji.

Pemilik kebun I Wayan Kantra mengatakan, selama ini ia mengelola lahan pertaniannya berbasis organik.

Sehingga peluang menembus pasar ekspor lebih besar. Selama ini buah naga yang ia produksi sudah menembus Jerman, hanya saja dalam bentuk olahan.

“Kalau bentuk buah segar, pernah tembus ke Hongkong. Tapi biayanya mahal. Sekarang saya coba ekspor ke Tiongkok. Sebelum masuk ke Tiongkok, memang harus lewat proses pengecekan dari otoritas di sana,” kata Kantra.

Apabila berhasil lolos proses uji, ia mengaku sanggup mengirim buah naga dalam jumlah besar. Apalagi kebun miliknya bisa menghasilkan 600 hingga 700 ton buah naga dalam setahun.

Sementara itu Kasi Karantina Tumbuhan Badan Karantina, Irsan Nuhanto menyatakan, peluang ekspor buah naga ke Tiongkok sangat besar.

Selama ini Tiongkok mengandalkan buah naga yang berasal dari Thailand dan Vietnam. Ia pun optimistis buah naga Indonesia berhasil menembus pasar ekspor di Tiongkok.

“Produk kita lebih unggul dari ukuran dan rasa. Ukuran lebih besar, rasa lebih manis. Buah naga kita itu, kalau dibelah tidak rusak. Ini keunggulan kita. Beda dengan yang dari Vietnam dan Thailand itu,” jelas Irsan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Genep mengatakan, pihaknya mendorong petani agar mengolah

lahan berbasis pertanian organik. Sebab dengan pengolahan berbasis organik, peluang menembus pasar ekspor makin besar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/