TABANAN – Identitas PM, wanita muda yang ditemukan tewas di Penginapan Dream Jimbaran di Jalan Arwana No 88, Jimbaran, Kuta Selatan, akhirnya terkuak.
Korban diketahui bernama lengkap Putu Mardiana Dewi, 24, kelahiran Bogor, Jawa Barat dengan alamat asli di Banjar Jelijih Lebah, Desa Megati, Selemadeg Timur, Tabanan.
Jawa Pos Radar Bali berkesempatan melacak rumah korban kemarin. Yang menarik, korban ternyata sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) di Polsek Selemadeg Timur.
Putu Mardiana dilaporkan meninggalkan rumah sejak sebulan yang lalu. Keluarganya beberapa kali melakukan pencarian dibantu aparat kepolisian.
Namun, jejak Putu Mardiana tak pernah ditemukan. Belakangan akhirnya terkuak korban ditemukan meninggal dunia dengan kondisi perut membengkak.
Indikasi awal, Putu Mardiana mengakhiri hidupnya dengan sengaja alias bunuh diri. Saat Jawa Pos Radar Bali tiba di rumah duka, raut wajah sedih tempak dari ibu kandung Putu Mardiana.
“Masih sepi, belum ada persiapan upacara ngaben. Jenazahnya masih dititip di RS Sanglah, Denpasar. Belum bisa dipulangkan, karena di desa masih berlangsung upacara adat,” kata Ni Ketut Sumiarti, ibu kandung korban.
Menurut Sumiarti, korban merupakan anak pertama. Korban meninggalkan rumah sejak 13 September lalu. Awalnya hanya berpamitan untuk berangkat bekerja ke Denpasar.
Namun, semenjak itu korban tidak pernah mengirim kabar dan pulang ke rumah. Karena itu, keluarga memilih melapor ke Polsek Selemadeg Timur.
Beberapa kali keluarga menghubungi korban via sambungan telepon. Tetapi, tak pernah ada kabar dan jawaban.
Nomor telepon aktif, namun tak pernah diangkat. Pesan via whatshapp dan SMS juga dikirim. Namun, tak pernah ada jawaban.
“Polisi sempat melacak keberadaan anak saya dan memberitahukan kepada kami. Setelah kami cek dan datangi ke lokasi yang dilacak oleh polisi anak saya tak pernah ada,” ungkap ibu rumah tangga ini.
Keluarga juga melakukan pencarian di salah satu perusahaan roti di Denpasar. Di mana tempat bekerja korban. Namun, yang bersangkutan tidak ada.
Karyawan yang bekerja di perusahaan roti kemudian mengatakan korban sudah lama berhenti bekerja.
“Tak sampai disitu saja. Kami juga mencari alamat kosnya di Denpasar, tapi tidak pernah ketemu. Padahal, tidak pernah ada masalah sebelumnya dengan keluarga,” bebernya menahan tangis.