DENPASAR – Daftar pemain Bali United yang batal berangkat ke Papua untuk bersua Persipura Jayapura bertambah.
Di menit-menit terakhir, Brwa Hekmat Nouri terpaksa batal berangkat karena mengalami demam. Posisinya lantas digantikan Novan Setya Sasongko yang kondisinya sangat fit.
Apalagi Novan sudah mulai jarang dimainkan sejak gol bunuh diri yang dilakukannya saat menghadapi Sriwijaya FC di pekan ke-24 Liga 1 (6/10) di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang.
Apalagi terdengar kabar dari sumber dekat Jawa Pos Radar Bali jika Novan Sasongko kemungkinan besar tidak akan dimainkan lagi di sisa pertandingan Serdadu Tridatu.
Owner Bali United Pieter Tanuri disebut-sebut geram dengan kesalahan fatal Novan Sasongko saat dikalahkan Sriwijaya FC.
Dengan masuknya Novan Sasongko kembali, bisa saja Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro tidak punya pilihan lain di tengah badai cedera yang menimpa skuadnya.
Terlepas dari kabar tersebut, Nouri sudah mengalami demam sejak sesi latihan terakhir di Lapangan Gelora Trisakti, Rabu (7/11) lalu.
Dokter Tim Bali United dr. Luh Virsa Paradissa langsung tidak merekomendasikan pemain Timnas Irak ini untuk bergabung bersama tim menuju Jayapura.
Virsa beralasan, kondisi Nouri saat ini sangat riskan untuk bepergian terutama saat bertandang ke daerah endemis malaria seperti Papua.
“Nouri mengalami demam sejak pagi (Rabu lalu) disertai dengan infeksi saluran pernapasan atas yakni flu dan radang.
Faktor perjalanan dengan durasi panjang dan juga lokasi tujuan yang merupakan daerah endemis malaria, maka kondisi yang dialami Nouri saat ini bisa rentan terpapar penyakit tropis,” ucapnya.
Selain itu, faktor imunitas pemain juga menjadi pertimbangan utama saat melakukan perjalanan yang cukup jauh. Sebab, faktor imunitas tiap pemain berbeda.
“Kami berupaya melakukan pencegahan berupa kemoprofilaksis (pencegahan penularan suatu penyakit infeksi, Red) setiap kali tim bertandang ke daerah endemis seperti Papua,” terangnya.
“Tetapi sekali lagi, faktor imunitas masing-masing pemain, terutama kondisi kesehatan sebelum bepergian dan riwayat tinggal di daerah non endemis berdasar pedoman dari WHO
juga menjadi pertimbangan utama. Berdasarkan penilaian resiko tersebut, Nouri tidak direkomendasikan untuk berangkat,” tutur Virsa