DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menunjukkan taringnya selama menjabat sebagai nomor orang satu di Polda Bali.
Salah satunya adalah memberantas aksi premanisme. Bahkan, Sabtu (10/11) lalu saat meresmikan patung antipremanisme dan narkoba di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Irjen Petrus Golose menyebut preman di Bali adalah kaum pengecut.
“Preman adalah pengecut. Beraninya sama rakyat kecil. Beri tahu saya kalau mereka mengganggu. Saya rantai mereka menangis. Mana ada jagoan nangis. Jagoan itu nggak nangis,” tegas Irjen Petrus Golose.
Pernyataan Kapolda Bali ini spontan mendapat reaksi netizen. Mayoritas mendukung langkah Kapolda memberantas premanisme.
Namun, tak sedikit yang meminta Kapolda untuk menunjukkan preman mana di Bali yang dia maksud. Seperti yang ditanyakan akun @komang komang.
“Tunjuk hidung premanya dannn biar rakyat tahu yg mna sebenarya preman….yg dsbut pengecut itu???,” kata @ komang komang.
Atau pernyataan menggelitik lainnya dari akun @ kadek surya kencana. “Yang sebenarnya preman itu siapa sih, Pak? Yang katanya preman kan juga ada bekingnya,” tanyanya.
“Preman to napi aaah ??? Dan yg mana bs di sebut preman biar dan rancu…dari yg tiang link nya brantas narkoba juga….. mimih…,” imbuh akun @ qtana gen.
Tapi, dukungan luas atas langkah Kapolda Bali juga ditunjukkan netizen. Semisal yang dilakukan akun @ nyoman buler.
“klo bisa ormas2 d Bali d Bubarkan saja pak Kapolda. biar masyarakat Bali menjadi aman dan tidak ada saling bunuh sesama orang Bali,” bebernya.
Yang menarik, meski setuju dengan langkah jenderal dua yang lama malang melintang di dunia antiteror ini, mayoritas netizen masih curiga dengan langkah Irjen Petrus Golose.
Terutama terkait masifnya langkah aparat kepolisian menciduk pecalang atau aparat desa adat yang melakukan pemungutan di wilayahnya.
“Hebat!!! Berantas preman tapi jangan lemahkan desa adat kami kurang setuju sebagai warga bali,” kata akun @sumadebaliholidays.
Hal senada dikatakan @gnk wisnu adi wiguna. “Melemahkan adat, membubarkan ormas bali, ada maksud dan tujuan yang lebih besar?? ???? Mungkin akan menganti orang orang bali juga..”
Meski begitu, netizen meminta Kapolda Bali tak tebang pilih, hanya galak memberangus premanisme dan narkoba, tapi lemah di tajen dan hiburan malam.
“Perjudian marak kok tidak diberantas juga? Jangan tutup mata pak kapolda, nanti bisa bisa disangka main mata, kirang langkung nunas ampure,” kata @ edo kesuma.