33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:54 PM WIB

Panen Cabai dan Bawang Melimpah, Harga Diprediksi Segera Stabil

MANGUPURA –  Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung bekerja dengan para petani cabai dan bawang.

Kerja sama ini untuk dilakukan untuk menstabilkan harga komoditi plus menyimpan produk hortikultura itu ke cold atmosphere storage (CAS).

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana mengakui, kerja sama dengan petani di Badung sudah membuahkan hasil.

Pasalnya, saat ini telah dilakukan panen cabai dan bawang merah. Untuk bawang yang telah panen itu kurang lebih 10-13 ton per hektare.

Jadi, seluruhnya dikalikan 5 hektare, kurang lebih berarti 50-65 ton. Sedangkan untuk cabai baru sebagian panen. Dampaknya,  harga jual dua komoditi tersebut saat ini lebih stabil.

“Berkat panen dari petani kita terbantu kebutuhan pasar, sehingga tidak ada kelangkaan. Karena itu harganya pun stabil,” ujar Oka Swadiana.

Kerjasama itu memanfaatkan lahan terdiri dari 50 hektare cabai rawit dan 10 hektare cabai besar. Sasarannya, yakni 17 calon petani dan calon lokasi (CP/CL).

Mereka tersebar di Kecamatan Mengwi, 11 CP/CL di Kecamatan Abiansemal, dan 9 CP/CL di Kecamatan Petang.

Selanjutnya bawang lima hektare, dengan lima CP/CL di Kecamatan Mengwi dan dua CP/CL di Kecamatan Abiansemal.

Sedangkan nanas madu dua hektare, dengan tiga CP/CL di Kecamatan Petang. Lebih lanjut,  sesuai arahan bupati hasil pertanian tersebut tidak mesti hasil panen cabai dan bawang disimpan di cold atmosphere storage (CAS).

Makanya, hasil panen cabai dan bawang beberapa waktu lalu langsung masuk ke pasaran demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Tujuan pemerintah sejak awal untuk menstabilkan harga jual, khususnya cabai dan bawang yang memang sangat mempengaruhi inflasi.

Karena kerjasama ini tidak untuk mengisi CAS saja, jadi saat panen langsung didistribusikan ke pasar,” ujarnya.

Pihaknya juga telah mempersiapkan untuk kembali menanam dua komoditi tersebut. “Iya, kami sudah merancang untuk menanam kembali.

Malah, khusus untuk bawang merah kami sudah siasati sebagian disisihkan untuk bibit, jadi tinggal menanam saja. Selebihnya nanti bibit bawang dan cabai akan kami anggarkan lagi tahun 2019,” terangnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, membenarkan dampak panen cabai dan bawang dari petani di Badung membuat harga jual komoditi tersebut stabil.

Dari hasil monitoring harga, terangnya, harga jual bawang merah di pasaran sekitar Rp 18 ribu sampai Rp 21 ribu per kilogram.

Sedangkan, cabai kecil Rp 18 ribu sampai Rp 22 ribu per kilogram, dan untuk camai merah besar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram.

“Kalau kami bandingkan dengan sepekan sebelumnya relatif stabil,” tegasnya. Pejabat asal Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi itu menyambut positif program kerja sama Dinas Pertanian dan Pangan dengan petani cabai dan bawang di Badung.

Dengan cara ini, imbuhnya, tentu akan sangat membantu pasokan untuk pasar-pasar tradisional di Badung.

“Kalau pasokan lancar, tentu tidak akan terjadi kelangkaan yang dapat mempengaruhi harga jual,” pungkasnya

MANGUPURA –  Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung bekerja dengan para petani cabai dan bawang.

Kerja sama ini untuk dilakukan untuk menstabilkan harga komoditi plus menyimpan produk hortikultura itu ke cold atmosphere storage (CAS).

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana mengakui, kerja sama dengan petani di Badung sudah membuahkan hasil.

Pasalnya, saat ini telah dilakukan panen cabai dan bawang merah. Untuk bawang yang telah panen itu kurang lebih 10-13 ton per hektare.

Jadi, seluruhnya dikalikan 5 hektare, kurang lebih berarti 50-65 ton. Sedangkan untuk cabai baru sebagian panen. Dampaknya,  harga jual dua komoditi tersebut saat ini lebih stabil.

“Berkat panen dari petani kita terbantu kebutuhan pasar, sehingga tidak ada kelangkaan. Karena itu harganya pun stabil,” ujar Oka Swadiana.

Kerjasama itu memanfaatkan lahan terdiri dari 50 hektare cabai rawit dan 10 hektare cabai besar. Sasarannya, yakni 17 calon petani dan calon lokasi (CP/CL).

Mereka tersebar di Kecamatan Mengwi, 11 CP/CL di Kecamatan Abiansemal, dan 9 CP/CL di Kecamatan Petang.

Selanjutnya bawang lima hektare, dengan lima CP/CL di Kecamatan Mengwi dan dua CP/CL di Kecamatan Abiansemal.

Sedangkan nanas madu dua hektare, dengan tiga CP/CL di Kecamatan Petang. Lebih lanjut,  sesuai arahan bupati hasil pertanian tersebut tidak mesti hasil panen cabai dan bawang disimpan di cold atmosphere storage (CAS).

Makanya, hasil panen cabai dan bawang beberapa waktu lalu langsung masuk ke pasaran demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Tujuan pemerintah sejak awal untuk menstabilkan harga jual, khususnya cabai dan bawang yang memang sangat mempengaruhi inflasi.

Karena kerjasama ini tidak untuk mengisi CAS saja, jadi saat panen langsung didistribusikan ke pasar,” ujarnya.

Pihaknya juga telah mempersiapkan untuk kembali menanam dua komoditi tersebut. “Iya, kami sudah merancang untuk menanam kembali.

Malah, khusus untuk bawang merah kami sudah siasati sebagian disisihkan untuk bibit, jadi tinggal menanam saja. Selebihnya nanti bibit bawang dan cabai akan kami anggarkan lagi tahun 2019,” terangnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, membenarkan dampak panen cabai dan bawang dari petani di Badung membuat harga jual komoditi tersebut stabil.

Dari hasil monitoring harga, terangnya, harga jual bawang merah di pasaran sekitar Rp 18 ribu sampai Rp 21 ribu per kilogram.

Sedangkan, cabai kecil Rp 18 ribu sampai Rp 22 ribu per kilogram, dan untuk camai merah besar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram.

“Kalau kami bandingkan dengan sepekan sebelumnya relatif stabil,” tegasnya. Pejabat asal Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi itu menyambut positif program kerja sama Dinas Pertanian dan Pangan dengan petani cabai dan bawang di Badung.

Dengan cara ini, imbuhnya, tentu akan sangat membantu pasokan untuk pasar-pasar tradisional di Badung.

“Kalau pasokan lancar, tentu tidak akan terjadi kelangkaan yang dapat mempengaruhi harga jual,” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/