DENPASAR-Insiden tertahannya ratusan mahasiswa Universitas Dwijendra di depan pintu gerbang berangsur reda.
Satu per satu, ratusan mahasiswa yang sempat memanas dan berteriak emosi karena kecewa setelah akses masuk dan keluar kampus digembok pun meninggalkan lokasi dan membubarkan diri.
Meski sudah membubarkan diri dan suasana di depan kampus normal, pengakuan mengejutkan justru terlontar dari pengurus inti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dwijendra yang minta namanya tak disebut.
Ditemui Jawa Pos Radar Bali, Senin (26/11) malam, ternyata saat penutupan akses masuk, juga diwarnai pengancaman.
Menurutnya, ada seseorang yang mengancam para mahasiswa yang ingin masuk ke dalam area kampus.
Ancaman itu dilakukan oleh seorang dengan ciri berkacamata, mengenakan baju putih dan berbadan kekar.
“Orang itu mengancam kami. Dia bilang kami tidak tau apa-apa. Dia juga mengatakan bahwa kami tidak tau apa-apa soal masalah ini.
Jika kami macam-macam maka kami akan berhadapan dengan hukum. Orang itu juga sempat mengeluarkan kata-kata kasar sehingga mengundang reaksi keras mahasiswa,” terangnya.
Mahasiswa ini menambahkan, bahwa dalam kasus ini, mahasiswa tidak tahu apa-apa terkait adanya persoalan internal yayasan.
Meski begitu, selaku ketua BEM, pihaknya berharap agar masalah interal yayasan tak sampai mengorbankan mahasiswa.
“Kami hanya menuntut hak kami selaku mahasiswa,” tukasnya.