29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 8:53 AM WIB

SHOCK!! Melvin Platje Rasakan Ada Match Fixing di Sepak Bola Indonesia

LEGIAN – Dugaan match fixing alias pengaturan skor oleh mafia sepakbola Indonesia seperti kentut. Tercium baunya, tapi tak terlihat barangnya.

Pemain-pemain yang berlaga di Liga 1 maupun 2 juga merasakan ada match fixing di persepakbolaan tanah air. Hal serupa juga dirasakan eks pemain VVV Venlo yang kini berseragam Bali United, Melvin Platje.

Yang paling dirasakan adalah bagaimana wasit asal DKI Jakarta, Mustafa Umarella “menghukum” Bali United saat dibungkam PSM Makassar.

Melvin merasakan betul wasit saat itu seperti dalam tekanan PSM Makassar, namun di satu sisi, mencoba untuk mematikan Serdadu Tridatu.

“Kalau masalah pengaturan skor, berarti itu adalah masalah wasit di Indonesia. Tidak bisa dipercaya. Melawan PSM, saya sudah merasakannya,” terang pemain kelahiran 16 Desember 1988 tersebut.

Bahkan, dia merasakan terjadi kecurangan seperti ini untuk pertama kalinya selama berkarier di dunia sepakbola profesional.

“Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Mereka seharusnya malu. Saya tahu semuanya demi PSM saat itu.

Jelas, dia tahu siapa saja pemain Bali United yang mendapatkan dua kartu kuning. Ini adalah masalah besar,” tuturnya. 

LEGIAN – Dugaan match fixing alias pengaturan skor oleh mafia sepakbola Indonesia seperti kentut. Tercium baunya, tapi tak terlihat barangnya.

Pemain-pemain yang berlaga di Liga 1 maupun 2 juga merasakan ada match fixing di persepakbolaan tanah air. Hal serupa juga dirasakan eks pemain VVV Venlo yang kini berseragam Bali United, Melvin Platje.

Yang paling dirasakan adalah bagaimana wasit asal DKI Jakarta, Mustafa Umarella “menghukum” Bali United saat dibungkam PSM Makassar.

Melvin merasakan betul wasit saat itu seperti dalam tekanan PSM Makassar, namun di satu sisi, mencoba untuk mematikan Serdadu Tridatu.

“Kalau masalah pengaturan skor, berarti itu adalah masalah wasit di Indonesia. Tidak bisa dipercaya. Melawan PSM, saya sudah merasakannya,” terang pemain kelahiran 16 Desember 1988 tersebut.

Bahkan, dia merasakan terjadi kecurangan seperti ini untuk pertama kalinya selama berkarier di dunia sepakbola profesional.

“Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Mereka seharusnya malu. Saya tahu semuanya demi PSM saat itu.

Jelas, dia tahu siapa saja pemain Bali United yang mendapatkan dua kartu kuning. Ini adalah masalah besar,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/