32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 12:04 PM WIB

Kesal Dituding Bagian dari Mafia, Pieter Tanuri: Itu Penghinaan

DENPASAR – Owner Bali United Pieter Tanuri, tampaknya, belum bisa menerima ulah supporter yang menyalakan flare, smoke bomb, dan kembang api saat Serdadu Tridatu tumbang di tangan Persija Jakarta dengan skor 1 – 2.

Di depan supporter yang menemuinya di VVIP Stadion Dipta, Pieter Tanuri mengatakan bahwa apa yang dilakukan suporter itu adalah salah besar.

Meskipun tidak secara langsung mengatakannya, tetapi dari pernyataan Pieter, jelas terbersit kekecewaan yang begitu besar terhadap ulah suporter.

“Kalau masih sayang Bali United, sebelum melakukan tindakan yang merugikan klub, tolong berpikir. Saya mengerti kekecewaan kalian.

Tindakan kalian bukan hanya membuat kami sial, tetapi semuanya. Denda kemungkinan Rp 150 – 250 juta. Tetapi yang saya khawatirkan, kami tidak boleh ditonton suporter dikandang,” terangnya.

Dia pun meminta jika ada masalah apapun, sebaiknya dirundingkan lebih dulu dengan manajemen. Dia pun sakit mendengar kabar bahwa Bali United dan dia sendiri adalah bagian dari mafia sepakbola.

Dia juga dianggap agar membantu Bali United untuk mengalah demi memuluskan jalan Persija. “Kalau saya dan klub dianggap bagian dari mafia, saya kecewa.

Saya sudah datang ke Bali dan keluar uang ratusan miliar selama ini, lalu hanya untuk mengalah dengan Persija? Saya bilang ini adalah penghinaan untuk Bali United dan saya. Seolah-olah saya bisa disogok,” tegasnya. 

DENPASAR – Owner Bali United Pieter Tanuri, tampaknya, belum bisa menerima ulah supporter yang menyalakan flare, smoke bomb, dan kembang api saat Serdadu Tridatu tumbang di tangan Persija Jakarta dengan skor 1 – 2.

Di depan supporter yang menemuinya di VVIP Stadion Dipta, Pieter Tanuri mengatakan bahwa apa yang dilakukan suporter itu adalah salah besar.

Meskipun tidak secara langsung mengatakannya, tetapi dari pernyataan Pieter, jelas terbersit kekecewaan yang begitu besar terhadap ulah suporter.

“Kalau masih sayang Bali United, sebelum melakukan tindakan yang merugikan klub, tolong berpikir. Saya mengerti kekecewaan kalian.

Tindakan kalian bukan hanya membuat kami sial, tetapi semuanya. Denda kemungkinan Rp 150 – 250 juta. Tetapi yang saya khawatirkan, kami tidak boleh ditonton suporter dikandang,” terangnya.

Dia pun meminta jika ada masalah apapun, sebaiknya dirundingkan lebih dulu dengan manajemen. Dia pun sakit mendengar kabar bahwa Bali United dan dia sendiri adalah bagian dari mafia sepakbola.

Dia juga dianggap agar membantu Bali United untuk mengalah demi memuluskan jalan Persija. “Kalau saya dan klub dianggap bagian dari mafia, saya kecewa.

Saya sudah datang ke Bali dan keluar uang ratusan miliar selama ini, lalu hanya untuk mengalah dengan Persija? Saya bilang ini adalah penghinaan untuk Bali United dan saya. Seolah-olah saya bisa disogok,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/