DENPASAR – Liga 2 2018 sudah usai. PSS Sleman keluar sebagai kampiun musim ini dan memastikan satu tiket di Liga 1 2019.
Selain itu, Semen Padang dan Kalteng Putra juga memastikan diri lolos ke Liga 1 musim depan. Khusus untuk Semen Padang dan Kalteng Putra, kedua tim sama-sama dihuni oleh pemain asal Pulau Dewata.
AAN Wahyu Trisnajaya alias Ngurah Nanak sejak musim Liga 2 2018 membela Kabau Sirah – julukan Semen Padang.
Sementara itu I Made Adi “Binter” Wirahadi moncer bersama Laskar Isen Mulang – julukan Kalteng Putra.
Andai saja Binter tetap bertahan di PSS Sleman, mungkin saja dia berhasil mengangkat trofi juara Liga 2. Namun saat putaran kedua lalu, Manajemen Super Elja – julukan PSS Slema lebih memilih untuk melepas Binter.
Sejauh ini, Binter sudah melesakkan dua gol dalam sembilan kali penampilannya bersama skuad asuhan Kas Hartadi.
Pertama saat melawan Semen Padang dan terakhir saat mencetak gol kedua menghadapi mantan tim yang sempat dibelanya, Persita Tangerang di perebutan tempat ketiga Liga 2 di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa sore (4/12).
Sebagian pihak menilai Binter cukup hoki ketika membela tim Liga 2. Dua musim beruntun pemain asal Padangsambian ini mengantarkan PSMS Medan promosi dan terakhir adalah Kalteng Putra.
Menghormati Persita Tangerang sebagai mantan timnya, dia berhasil menepati janji tidak akan melakukan selebrasi yang berlebihan.
Tentu perasaan ayah dua anak ini senang bisa membawa Kalteng Putra lolos ke Liga 1. Namun, bagaimana kelanjutan karirnya disana untuk musim depan?
Apakah akan dipertahankan Kalteng Putra atau justru kembali ke Bali United? “Nanti kita lihat saja bagaimana musim depan.
Kalau bicara pindah ke Bali United, tentu ada keinginan karena bisa dekat dengan rumah sendiri. Manajemen Bali United juga cukup bagus. Kita lihat saja nanti,” kata Binter.
Lain Binter, lain pula Ngurah Nanak. Saat dihubungi kemarin (5/12), Ngurah Nanak mengatakan sangat bersyukur bisa memperkuat Semen Padang setelah hengkang dari Bali United.
“Saya berterimakasih kepada semua suporter, manajemen, dan para pemain Semen Padang atas dukungannya selama ini.
Saya juga berterimakasih kepada Manajemen Bali United yang sudah membukakan jalan untuk membela Semen Padang musim ini,” terangnya.
Baginya, bisa bermain bersama Semen Padang adalah kesempatan yang luar biasa. Apalagi dia termasuk Binter memang jarang mendapatkan tempat di skuad utama Serdadu Tridatu di Liga 1 2018 termasuk musim lalu.
Bisa dikatakan, kedua pemain ini adalah contoh bahwa putra lokal Bali justru lebih cocok bermain di luar Bali.
Selain mereka, masih ada I Putu Gede Juni Antara yang konsisten bersama Bhayangkara FC. Selanjutnya apa yang dilakukan oleh Ngurah Nanak?
“Yang panti tergantung manajemen (Semen Padang). Apakah diperpanjang atau bagaimana,” tutur pemain 28 Juli 1988 ini.