Cukup Sulit untuk bisa sampai Goa Giri Kencana yang diyakini keramat oleh warga setempat.
Selain harus menaiki jalan tanjakan perbukitan sepanjang 6 kilometer yang berkelok dan rusak, untuk bisa mencapai goa di Dusun Dalem, Tianyar Tengah, Kubu cukup menantang, adrenalin juga harus siap-siap terpacu saat menyusuri jalanan bertebing dan curam
WAYAN PUTRA, Kubu
MESKI perjalanan untuk mencapai Jaba Pura Dalem setempat harus dilalui dengan susah payah. Perjalanan untuk mencapai titik goa belumlah sampai.
Minimal kaki harus melangkah lagi sejauh 300 meter dengan menuruni lereng bukit yang gersang untuk bisa sampai mulut goa.
Plong rasanya. Apalagi kondisi goa sekarang ini memang sudah bagus. Juga sudah tertata dengan baik. Bahkan lampu penerangan dari listrik juga sudah terpasang.
Sementara alas goa juga ada alas berupa tikar.
Sedangkan di sisi utara goa atau bagian hulu terdapat dulangan kecil dan diatasnya ada tumpukan beberapa buku-buku sastra.
Tidak hanya itu, persis di bibir goa dipasang benang tri datu (benang tiga warna merah putih dan hitam lambang Tri Murti red).
Benang ini menurut kepercayaan orang Bali sebagai penangkap mara bahaya.
Jro Mangku Gede Wayan Suberata sendiri nampak duduk bersila di dalam dua dengan didampingi Gede Dana dan juga Ketut Berata (tuna netra red).
Banyak cerita yang berbau mistis disampaikan Jro Mangku.
Bahkan pernah diceritakan salah satu muridnya yang sedang mekemit di goa tersebut mendengar suara seperti desahan nafas.
Desahan nafas tersebut menurut Jro mangku berasal dari penghuni goa yakni sesosok ular naga.
Tak hanya cerita mistis tentang penunggu ular naga. Menurutnya, kejadian mistis lain juga terjadi saat ada pengunjung yang mengambil foto begitu di cek ternyata muncul benda-benda lain yang awalnya tidak ada.
Kini goa itu itu ramai dikunjungi untuk meditasi dan juga untuk penyembuhan.
Bahkan mereka yang datang untuk mekemit dan mencari tujuan tertentu tercapai.
“Ada yang awalnya sesak nafas, begitu mekemit di goa untuk mendapat kesembuhan akhirnya terkabul,” ujarnya.
Jro Mangku Gede sendiri mengaku tidak menjalankan ritual pengobatan dan tidak bisa melakukan pengobatan. Namun banyak warga yang kesana mengaku mendapat kesembuhan begitu mekemit.
“Mungkin ada proses penyembuhan sendiri,” ujarnya.
Di dekat gua ini ada warga juga pernah menemukan kera putih seperti Hanoman.
Sementara itu Goa ini juga masih ada kaitanya dengan Gede Dana.
Karena menurut Dana ada salah satu kakeknya yang pernah tinggal di goa ini ratusan tahun lalu. Orang tersebut teruna tua atau tidak menikah.
Bahkan abu tempat dia memasak masih ada sebelum goa tersebut di bersihkan. “Jejaknya masih ada, sempat di temukan abu di gua ini,” ujar Dana.
Di gua ini sendiri akan didirikan pasraman Goa Giri Kencana.
Sementara Ketut Berata yang dalam kondisi tuna netra mengakui semenjak sering mekemit dan belajar di tempat ini banyak kemudahan yang dia rasakan. Sebagai orang tuna netra bersama istrinya mengaku awalnya agak gagal untuk bicara. Namun sejak sering ke goa ini sekarang bicara pun lebih lancer dan percaya diri.
Sementara setiap Purnama Kliwon di tempat ini digelar upacara. Dan banyak juga warga yang datang untuk meditasi dan belajar. Upacara piodalan untuk buku dan persembahyangan juga di gelar saat Saraswati serta Purnama Tilem.
Bahkan saat hari Raya Siwa Latri mendatang akan digelar perayaan juga. Bahkan Ide Pandita Nabe akan datang saat upacara tersebut.
Sementara ada juga warga percaya kalau tanah yang ada di dinding gua bisa untuk penyembuhan. Sehingga ada yang mengambil untuk di seduh. “Ada warga yang sering kesurupan, diajak kesini tidak pernah kumat lagi,” ujar Jro Mangku Subrata.
Pun saat ditanya rencana temuan tulang rahang , Jro Mangku sendiri mengaku akan tetap menempatkan dan menyungsungnya di goa. “Kami tidak berani membawa keluar,” ujarnya.
Alasannya, kata dia karena pernah ada pengalaman dimana saat Tulang Rahang dan juga Cincin tersebut sempat dibawa keluar goa.
Ini dilakukan untuk bertanya apa sebenarnya tulang tersebut. Namun Jro Mangku mengaku seperti dihadang sosok manusia besar mirip raksaa sehingga gagal membawa keluar tulang rahang .
Jika ini merupakan benda purbakala dan pihak pemerintah ingin menelitinya, Jro Mangku mempersilakan.
Hanya saja dirinya berharap temuan tersebut tetap di simpan di goa.
“Kalau pemerintah ingin meneliti silakan saja,” ujar suami dari Ni Nengah Ning dan Ni Nengah Suka tersebut. (habis)