25.1 C
Jakarta
20 November 2024, 4:42 AM WIB

Kalau PSSI Jadi Baik dengan Bakar Flare, Saya Akan Bakar 10 Ribu Flare

DENPASAR – Empat kali kekalahan beruntun hingga suporter kecewa sehingga menyalakan cerawat dan sebagainya jelas membuat Manajemen Bali United sedih.

Sedih dalam arti sebenarnya. Owner Bali United Pieter Tanuri bahkan kembali mengatakan kecewa dengan hasil yang didapat Bali United dan apa yang sudah dilakukan suporter saat dikalahkan Persija Jakarta pekan lalu.

Pieter tahu apa yang dilakukan suporter adalah buntut dari kekecewaannya terhadap hasil buruk Bali United, pendepakan Widodo Cahyono Putro, dan perlawanan terhadap mafia sepakbola Indonesia.

“Kecewa pastilah kecewa. Tetapi kalau mau menghancurkan mafia, ya salah sasaran. Cara yang dilakukan itu salah,” ucap Pieter kepada Jawa Pos Radar Bali.

Baginya apa yang dilakukan suporter saat itu bukan memberikan solusi, tetapi justru merugikan tim.

“Kalau PSSI menjadi baik dengan cara membakar flare dan lain sebagainya, saya mungkin sudah bakar 10 ribu flare,” tambahnya.

Jika mafia bermain saat itu, bagi Pieter hal tersebut menguntungkan mafia dan Persija sendiri.

“Seharusnya buktikan dulu setelah 90 menit pertandingan. Kalau ada mafia saat itu, jelas mereka akan tertawa melihat aksi suporter. Baru tujuh menit sudah ada flare yang menyala. Buktikan dulu kalau ada mafia,” tegas Pieter.

DENPASAR – Empat kali kekalahan beruntun hingga suporter kecewa sehingga menyalakan cerawat dan sebagainya jelas membuat Manajemen Bali United sedih.

Sedih dalam arti sebenarnya. Owner Bali United Pieter Tanuri bahkan kembali mengatakan kecewa dengan hasil yang didapat Bali United dan apa yang sudah dilakukan suporter saat dikalahkan Persija Jakarta pekan lalu.

Pieter tahu apa yang dilakukan suporter adalah buntut dari kekecewaannya terhadap hasil buruk Bali United, pendepakan Widodo Cahyono Putro, dan perlawanan terhadap mafia sepakbola Indonesia.

“Kecewa pastilah kecewa. Tetapi kalau mau menghancurkan mafia, ya salah sasaran. Cara yang dilakukan itu salah,” ucap Pieter kepada Jawa Pos Radar Bali.

Baginya apa yang dilakukan suporter saat itu bukan memberikan solusi, tetapi justru merugikan tim.

“Kalau PSSI menjadi baik dengan cara membakar flare dan lain sebagainya, saya mungkin sudah bakar 10 ribu flare,” tambahnya.

Jika mafia bermain saat itu, bagi Pieter hal tersebut menguntungkan mafia dan Persija sendiri.

“Seharusnya buktikan dulu setelah 90 menit pertandingan. Kalau ada mafia saat itu, jelas mereka akan tertawa melihat aksi suporter. Baru tujuh menit sudah ada flare yang menyala. Buktikan dulu kalau ada mafia,” tegas Pieter.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/