25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:26 AM WIB

Curah Hujan Tinggi, Cabai Petani Gianyar Layu, Harga Merangkak Naik

GIANYAR – Curah hujan yang tinggi selama bulan Desember ini berdampak pada tanaman cabai. Seperti yang melanda cabai di wilayah Desa Tojan, Kecamatan Blahbatuh.

Banyak tanaman cabai mendadak layu akibat diterpa hujan terus menerus. Padahal, akhir bulan ini harga cabai naik lantaran mendekati Hari Raya Galungan.

Petani Desa Tojan I Ketut Suhardika menyatakan, tanaman cabai mereka layu karena terus menerus diguyur hujan.

“Seluruh bagian tanaman layu, daun, batang sampai buahnya juga layu,” keluh Suhardika. Akibat tanaman yang layu, cabai mereka tidak bisa tumbuh subur.

Kata Suhardika, wabah layu itu secara merata menyerang seluruh tanaman cabai di lahan seluas 5 are miliknya.

“Karena air hujan kan mengandung garam. Makanya tanaman layu,” ujar petani yang juga berdinas di Satuan Resnarkoba Polres Gianyar itu.

Dia menambahkan, tanaman layu itu tidak menimpa dirinya saja. “Ada teman saya, dia lahan cabainya lebih luas, sampai 50 are. Itu banyak rugi,” ujarnya.

Rusaknya tanaman cabai petani berdampak pada kenaikan harga cabai. “Di pasaran sekarang cabai Rp 20 ribu sekilo. Apalagi ini mau dekat Galungan,” jelasnya.

Sebagai petani, petani tidak menyalahkan musim hujan. Petani sudah melakukan antisipasi dengan menanam tanaman selain cabai.

“Saya juga tanam kacang panjang. Tinggal menunggu Galungan saja. Kacang sekarang sekilo Rp 7 ribu di pasaran,” tukasnya. 

GIANYAR – Curah hujan yang tinggi selama bulan Desember ini berdampak pada tanaman cabai. Seperti yang melanda cabai di wilayah Desa Tojan, Kecamatan Blahbatuh.

Banyak tanaman cabai mendadak layu akibat diterpa hujan terus menerus. Padahal, akhir bulan ini harga cabai naik lantaran mendekati Hari Raya Galungan.

Petani Desa Tojan I Ketut Suhardika menyatakan, tanaman cabai mereka layu karena terus menerus diguyur hujan.

“Seluruh bagian tanaman layu, daun, batang sampai buahnya juga layu,” keluh Suhardika. Akibat tanaman yang layu, cabai mereka tidak bisa tumbuh subur.

Kata Suhardika, wabah layu itu secara merata menyerang seluruh tanaman cabai di lahan seluas 5 are miliknya.

“Karena air hujan kan mengandung garam. Makanya tanaman layu,” ujar petani yang juga berdinas di Satuan Resnarkoba Polres Gianyar itu.

Dia menambahkan, tanaman layu itu tidak menimpa dirinya saja. “Ada teman saya, dia lahan cabainya lebih luas, sampai 50 are. Itu banyak rugi,” ujarnya.

Rusaknya tanaman cabai petani berdampak pada kenaikan harga cabai. “Di pasaran sekarang cabai Rp 20 ribu sekilo. Apalagi ini mau dekat Galungan,” jelasnya.

Sebagai petani, petani tidak menyalahkan musim hujan. Petani sudah melakukan antisipasi dengan menanam tanaman selain cabai.

“Saya juga tanam kacang panjang. Tinggal menunggu Galungan saja. Kacang sekarang sekilo Rp 7 ribu di pasaran,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/