DENPASAR – Liga 1 2019 diprediksi baru bergulir bulan Mei tahun depan atau setelah Pemilu 2019 usai. Kurang lebih masih empat bulan lagi.
Masih ada waktu untuk berbenah bagi Bali United. Tetapi, belum mulai kompetisi, masalah sudah datang.
Bali United mendapatkan hukuman denda dari Komdis PSSI sebesar Rp 220 juta dan larangan dua kali pertandingan tanpa penonton di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Sanksi dijatuhkan Komdis PSSI sebagai buntut dari ulah suporter yang menyalakan cerawat, kembang api, bom asap, hingga pelemparan botol saat Bali United bersua Persija Jakarta dipekan ke-33 Liga 1, Minggu (2/12) lalu.
Sanksi Komdis PSSI itu mendapat tanggapan dari gelandang Bali United berdarah Belanda Nick Van der Velden.
Pemain yang diputus kontraknya oleh manajemen Bali United akhir Desember ini mengatakan bahwa menyalakan cerawat dan sebagainya adalah sesuatu yang normal di kompetisi Eropa.
Secara tidak langsung, kata VDV, sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepada Bali United adalah sesuatu yang berlebihan.
“Kebanyakan suporter melakukan itu (menyalakan cerawat dan sebagainya). Tetapi, saya paham dengan apa yang dilakukan oleh suporter. Mereka sudah membeli tiket untuk melihat tim menang.
Tetapi hal ini juga buruk untuk Bali United. Saya tidak bisa menyalahkan suporter dan saya harus mengerti juga kekecewaan manajemen Bali United,” tuturnya.