29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:30 AM WIB

Duh, Calon Penumpang Dianiaya Calo Terminal Ubung, Dishub Hanya Bilang

RadarBali.com – Penganiayaan penumpang di Terminal Ubung memang kerap terjadi. Bahkan, baru-baru ini penumpang bus dianiaya  awu-awu (calo) sehingga mengakibatkan korban luka-luka.

Sayangnya, Dinas Perhubungan Kota Denpasar hanya bisa geram dan akan segera melakukan rapat dengan Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Balai Lalu Lintas  Angkutan  Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (BLLAJSDP) Denpasar dan pemerintah provinsi untuk mencari solusi terkait keberadaan awu-awu yang selalu membuat ulah.

 “Kami tidak ada toleransi terhadap Perusahaan Otobus  (PO) Angkutan yang  memperkerjakan awu-awu yang selalu membuat masalah. Kalau buat masalah seperti ini lebih baik tidak masuk wilayah Kota Denpasar,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar  Gede Astika.

 Dia pun meminta saat rapat nanti dengan pihak BLLAJSDP dan pemprov  untuk merubah sistem pembelian  tiket yang diterapkan saat ini menjadi sistem online.

Dia mencontohkan supaya meniru seperti pembelian  tiket pesawat maupun kereta api, sehingga tidak ada membeli tiket lagi di terminal.

Jika itu diterapkan maka tidak akan ada calo-clao berkeliaran dan juga tidak  terjadi pemaksaan terhadap penumpang lagi yang berakhir pada penganiayaan.

“Saya meminta solusi agar tidak terjadi penganiayaan seperti ini. Saya juga minta kepada pihak bus jangan terus melakukan pemaksaan. Kalau terus seperti itu jangan mengambil penumpang di Terminal Ubung,” tandasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra mendesak agar calo-calo yang ada dibubarkan, jangan lagi ada awu-awu berkeliaran di sekitar terminal.

Menurutnya, penganiayaan penumpang tidak hanya bisa merusak dunia pariwisata tapi masyarakat menganggap Kota Denpasar sudah tidak aman lagi.

Apalagi hal ini sering terjadi, seharusnya pihak polisi harus menindak tegas bila perlu jangan diizinkan  berada di kawasan terminal.

“Selain itu pesan saya untuk masyarakat  juga kalau melihat ada kejahatan seperti itu langsung laporkan. Jangan juga main hakim sendiri,” ucapnya.

Penglingsir Puri Grenceng  ini mendesak agar Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan Sat Pol PP bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini.

Dikatakan, bagaimana pun caranya  menaik turunkan penumpang harus di dalam  terminal. “ Polisi harus tegas. Saya salut dengan Kapolda Bali yang sekarang. Seharusnya bawahannya bisa meniru ketegasannya,” tandas Susruta.

RadarBali.com – Penganiayaan penumpang di Terminal Ubung memang kerap terjadi. Bahkan, baru-baru ini penumpang bus dianiaya  awu-awu (calo) sehingga mengakibatkan korban luka-luka.

Sayangnya, Dinas Perhubungan Kota Denpasar hanya bisa geram dan akan segera melakukan rapat dengan Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Balai Lalu Lintas  Angkutan  Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (BLLAJSDP) Denpasar dan pemerintah provinsi untuk mencari solusi terkait keberadaan awu-awu yang selalu membuat ulah.

 “Kami tidak ada toleransi terhadap Perusahaan Otobus  (PO) Angkutan yang  memperkerjakan awu-awu yang selalu membuat masalah. Kalau buat masalah seperti ini lebih baik tidak masuk wilayah Kota Denpasar,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar  Gede Astika.

 Dia pun meminta saat rapat nanti dengan pihak BLLAJSDP dan pemprov  untuk merubah sistem pembelian  tiket yang diterapkan saat ini menjadi sistem online.

Dia mencontohkan supaya meniru seperti pembelian  tiket pesawat maupun kereta api, sehingga tidak ada membeli tiket lagi di terminal.

Jika itu diterapkan maka tidak akan ada calo-clao berkeliaran dan juga tidak  terjadi pemaksaan terhadap penumpang lagi yang berakhir pada penganiayaan.

“Saya meminta solusi agar tidak terjadi penganiayaan seperti ini. Saya juga minta kepada pihak bus jangan terus melakukan pemaksaan. Kalau terus seperti itu jangan mengambil penumpang di Terminal Ubung,” tandasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra mendesak agar calo-calo yang ada dibubarkan, jangan lagi ada awu-awu berkeliaran di sekitar terminal.

Menurutnya, penganiayaan penumpang tidak hanya bisa merusak dunia pariwisata tapi masyarakat menganggap Kota Denpasar sudah tidak aman lagi.

Apalagi hal ini sering terjadi, seharusnya pihak polisi harus menindak tegas bila perlu jangan diizinkan  berada di kawasan terminal.

“Selain itu pesan saya untuk masyarakat  juga kalau melihat ada kejahatan seperti itu langsung laporkan. Jangan juga main hakim sendiri,” ucapnya.

Penglingsir Puri Grenceng  ini mendesak agar Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan Sat Pol PP bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini.

Dikatakan, bagaimana pun caranya  menaik turunkan penumpang harus di dalam  terminal. “ Polisi harus tegas. Saya salut dengan Kapolda Bali yang sekarang. Seharusnya bawahannya bisa meniru ketegasannya,” tandas Susruta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/