DENPASAR – Seharusnya pertandingan babak 64 besar Piala Indonesia antara Persekaba Bali menghadapi Persela Lamongan diselenggarakan di Stadion Gelora Samudera Kuta, Jumat besok (21/12).
Persekaba ditunjuk sebagai tuan rumah karena Persela Lamongan berada di kasta sepakbola tertinggi Indonesia sedangkan Persekaba hanya penghuni Liga 3.
Tapi, pertandingan tersebut urung digelar. Venue pertandingan akhirnya dipindah ke Stadion Surajaya Lamongan. Masalah klasik menjadi penyebabnya.
Manajemen Persekaba dan Askab PSSI Badung tidak memiliki modal yang cukup untuk menggelar pertandingan kembali.
Menurut Manajer Persekaba Bali Ida Bagus Wisnu Wardana, banyaknya pertandingan PS Badung menjadi penyebabnya.
PS Badung menjadi tuan rumah di babak 32 besar Liga 3 beberapa waktu lalu. Itu yang menjadi masalah utama mengapa Manajemen Persekaba Bali tidak siap untuk menggelar pertandingan Piala Indonesia.
“Jadi jujur kami sebetulnya belum siap menjadi tuan rumah. Baru habis Liga 3 dan PS Badung menjadi tuan rumah sehingga kami tidak memiliki dana lagi,” kata Wisnu Wardana.
Sebenarnya, Askab PSSI Badung melalui sang ketua Nyoman Graha Wicaksana memilih jalan ekstrem dengan mundur dari Piala Indonesia 2018 alias walk out.
Namun, keputusan tersebut urung dilaksanakan. Manajemen Persela Lamongan akhirnya menyurati PSSI sebagai operator pelaksana Piala Indonesia agar ditunjuk menjadi tuan rumah.
Keinginan tersebut akhirnya dikabulkan oleh PSSI. Yang membuat miris, Manajemen Laskar Joko Tingkir – julukan Persela Lamongan yang mendanai semua kebutuhan Persekaba selama di Lamongan.
Mulai tiket pesawat, hotel, hingga konsumsi. Rencananya hari ini Persekaba Bali memboyong 17 pemain dan lima official menuju Persela.
“Mereka (Persela) sendiri yang meminta. Semuanya sudah ditanggung oleh mereka. Nanti hasil penjualan tiket yang akan menalangi biaya-biaya tersebut,” ucapnya.
Persela Lamongan sepertinya “berbaik hati” dengan Persekaba. Status tuan rumah bukan menjadi milik Persela, melainkan status tuan rumah tetap menjadi hak Persekaba.
Yang jelas ada kemungkinan Persekaba tidak bisa menang disana. Berbagai alasan menghinggapi. Mulai dari kualitas pemain yang jomplang hingga percobaan untuk mengalah karena mencoba untuk berbalas budi kepada Persela.
“Kalau melihat peluangnya jelas tim kami jauh dibawah Persela. Kami bukan mencari kemenangan disana. Tetapi yang kami cari adalah pengalaman bertanding.
Tapi, bukannya kami mencoba untuk menyerah. Kami berharap Persekaba menunjukkan perlawanannya,” tutur pria asal Blahkiuh, Badung tersebut.