29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:06 AM WIB

Obyek Wisata Penggaraman Pantai Belitung Sepi, Petani Garam Terdampak

SEMARAPURA– Sepinya obyek wisata penggaraman di Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan berdampak.

Sejumlah petani  garam yang sebelum cukup terbantu dengan kedatangan wisatawan mancanegara ke lokasi wisata untuk melihat proses produksi garam kini harus beralih ke sektor lain.

Salah satunya seperti yang dilakukan Ketut Purniasih, Kamis (20/12).

Petani garam pantai belatung, ini mengatakan jika kondisi wisatawan yang datang ke lokasi penggaraman sangat  sepi.

Padahal, dari pengalaman sebelum-sebelumnya, akhir Desember jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Belatung banyak.

“Rata-rata minimal lima kali kunjungan per harinya. Namun akhir Desember tahun ini, terbilang sepi. Satu hari itu bisa hanya satu kali kunjungan. Sebulan lebih sepi seperti ini,” ungkapnya.

Untuk itu, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kondisi seperti itu, dia mengaku berusaha mencari peruntungan di sektor lain seperti membuat tikar serta membuat bahan baku album foto.

Untuk tikar, biasanya dijual ke Gianyar dengan harga Rp 30 ribu per lembar.

Sementara untuk bahan baku album foto berupa pelepah pisang yang sudah dibersihkan dan dijemur itu, dia bisa mengantongi uang sebesar Rp 30 ribu per lembar. “Sambil buat garam, saya juga buat tikar,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya berharap, jumlah wisman yang datang jelang Natal dan Tahun Baru 2019 bisa meningkat sehingga ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Menurutnya, wisatawan berkunjung biasanya membeli garam hasil produksinya yang setiap 250 gramnya dihargai Rp 10 ribu.

Tetapi jika wisatawan yang berkunjung tidak berbelanja, biasanya para pemandu wisata lah yang memberikannya uang.

 

“Biasanya dikasi Rp 10 ribu sama pemandunya,” katanya.

 

SEMARAPURA– Sepinya obyek wisata penggaraman di Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan berdampak.

Sejumlah petani  garam yang sebelum cukup terbantu dengan kedatangan wisatawan mancanegara ke lokasi wisata untuk melihat proses produksi garam kini harus beralih ke sektor lain.

Salah satunya seperti yang dilakukan Ketut Purniasih, Kamis (20/12).

Petani garam pantai belatung, ini mengatakan jika kondisi wisatawan yang datang ke lokasi penggaraman sangat  sepi.

Padahal, dari pengalaman sebelum-sebelumnya, akhir Desember jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Belatung banyak.

“Rata-rata minimal lima kali kunjungan per harinya. Namun akhir Desember tahun ini, terbilang sepi. Satu hari itu bisa hanya satu kali kunjungan. Sebulan lebih sepi seperti ini,” ungkapnya.

Untuk itu, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kondisi seperti itu, dia mengaku berusaha mencari peruntungan di sektor lain seperti membuat tikar serta membuat bahan baku album foto.

Untuk tikar, biasanya dijual ke Gianyar dengan harga Rp 30 ribu per lembar.

Sementara untuk bahan baku album foto berupa pelepah pisang yang sudah dibersihkan dan dijemur itu, dia bisa mengantongi uang sebesar Rp 30 ribu per lembar. “Sambil buat garam, saya juga buat tikar,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya berharap, jumlah wisman yang datang jelang Natal dan Tahun Baru 2019 bisa meningkat sehingga ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Menurutnya, wisatawan berkunjung biasanya membeli garam hasil produksinya yang setiap 250 gramnya dihargai Rp 10 ribu.

Tetapi jika wisatawan yang berkunjung tidak berbelanja, biasanya para pemandu wisata lah yang memberikannya uang.

 

“Biasanya dikasi Rp 10 ribu sama pemandunya,” katanya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/