DENPASAR – Prediksi DPRD Kota Denpasar yang menyatakan proyek Pasar Badung tahap II tidak akan selesai tepat waktu alias molor akhirnya terbukti.
Seharusnya, proyek senilai Rp61.803.873.000 tersebut selesai 20 Desember, tapi Jumat kemarin (21/12) masih ada pengerjaan di pasar terbesar di Bali itu.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, banyak pekerja masih mengerjakan bagian depan. Peralatan para tukang seperti steger (perancah) masih mengelilingi Pasar Badung.
Hal ini tak sesuai janji yang dikatakan Pemkot Denpasar dan rekanan yakni PT Nindya Karya akan selesai sesuai target.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ngurah Jimmy Sidharta membenarkan bahwa pengerjaan proyek Pasar Badung mengalami keterlambatan.
Dia menghitung jumlah kekurangan 0,46 persen. Dengan demikian, sampai tanggal yang ditentukan baru menyelesaikan 99,54 persen.
Karena keterlambatan tersebut, kata Jimmy, rekanan PT Nindya Karya siap-siap kena penalti atau denda. Di samping kemoloran, Jimmy mengaku masih ada kerusakan, dan kekurangan yang harus diperbaiki.
“Hanya keterlambatan kendala teknis saja. Itu karena ada kesulitan pengeluaran alat di depan. Tinggal sedikit.
Itu meliputi penyelesaian (finishing) dan perbaikan. Ini masih dalam pengerjaan . Ya kami beri waktu satu sampai dua hari,” ucapnya.
Sedangkan hari ini akan dilaksanakan acara melaspas atau upacara pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai di Pasar Badung (22/12).
Saat ditanya apakah sudah sesuai Detail Engeneering Design (DED), Jimmy menjamin sudah sesuai walaupun ada perbaikan meja stainless dan gelung kori (pintu utama ).
“Sudah sesuai. Yang tidak sesuai sudah ada perbaikan. Kami minta agar selesai rapi,” tukas Jimmy.