NEGARA – Ditengah ramainya arus penumpang yang hendak merayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Sabtu (22/12) petang penyeberangan di Selat Bali sempat terganggu.
Akibat hujan deras dan angin ngelinus (puting beliung) penyeberangan terpaksa ditutup. Sekitar pukul 17.00 mendung tebal terjadi diatas perairan Selat Bali.
Tidak lama kemudian muncul angin puting beliung dari atas perkampungan di Lingkungan Asri, Gilamanuk. Angin puting beliung tersebut kemudian bergerak ke arah barat.
Beruntung angin puting melintas jauh diatas sehingga tidak menimbulkan kerusakan di daratan. “Angin puting beliung itu berputar diatas, lalu melintas ke barat
diatas rumah saya. Karena tinggi, tidak sampai menimbulkan kerusakan,”ujar Agus, salah seorang warga Gilimanuk.
Meski tidak menimbulkan kerusakan, namun karena angin puting beliung itu melintas di Selat Bali, diatas lintasan kapal yang melayani penyeberangan sangat membahayakan pelayaran kapal.
Apalagi, pada saat bersamaan disusul dengan hujan lebat. Akibat kecepatan angin sekitar 15 knot dan hujan lebat, membuat jarak pandang Nahkoda terbatas.
Untuk keselamatan pelayaran, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar memutuskan menunda penyeberangan mulai pukul 17.30.
“Penundaan penyeberangan sementara kita lakukan karena hujan deras dan angin kencang yang menimbulkan kabut sehingga jarak pandang terbatas,” ujar Kepala UPP Gilimanuk Nyoman Suryantha.
Karena penyeberangan ditutup, kendaraan yang akan menyeberang sementara menumpuk di parkir pelabuhan.
Beruntung cuaca buruk cepat berlalu, dan sekitar pukul 22.50 penyeberangan dibuka kembali. “Syukur cuaca cepat membaik sehingga penundaan penyeberangan tidak berlangsung lama,”ucapnya.