NEGARA – Pengungsi korban banjir bandang Sungai Biluk Poh, perbatasan Desa Penyaringan dengan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, mulai meninggalkan pengungsian.
Karena itu, Posko Pengungsian yang dibuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, rencananya akan ditutup pada hari Senin (31/12) besok.
Kalaksa BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, rumah warga yang terkena dampak banjir bandang sudah mulai diperbaiki.
Warga yang sebelumnya mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, kecuali rumah yang hancur total dan menyisakan bangunan lain seperti dapur.
“Sebagian sudah ada yang memindahkan barang-barang dari pengungsian ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Sedangkan rumah warga yang rusak total, sementara ada yang masih bertahan di pengungsian dan tinggal di rumah pengungsian.
Apabila nanti pengungsi sudah meninggalkan pengungsian, posko akan ditutup. Tetapi bantuan akan tetap disalurkan pada warga terdampak.
“Rencana Senin mau ditutup kalau warga sudah kembali ke rumah, tetapi akan diperpanjang lagi jika dibutuhkan,” tegasnya.
Pemulihan infrastruktur pasca banjir bandang sejak dua hari terakhir sudah menggunakan dua alat berat, sehingga proses pembersihan material banjir berlangsung lebih cepat.
“Kami upayakan secepatnya pemulihan ini dilakukan,” tegasnya. Mantan camat Pekutatan ini menambahkan, pemulihan tempat tinggal untuk warga yang rumahnya rusak berat direncanakan untuk dibangun lagi dengan program bedah rumah.
Bantuan untuk kerusakan rumah baik ringan dan sedang juga akan diberikan pada warga terdampak.
Seperti diberitakan, banjir bandang terjadi Sabtu (22/12) malam lalu. Puluhan rumah warga terendam material yang dibawa banjir, lumpur dan kayu-kayu gelondongan.
Warga yang rumahnya rusak berat, terpaksa mengungsi di posko pengungsian yang disediakan BPBD Jembrana di dua lokasi.
Puluhan rumah hancur dan 55 kepala keluarga dengan 196 jiwa menjadi korban, namun hanya beberapa KK yang mengungsi.