RadarBali.com – Tak ada sosok Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Gede Sukadana saat skuad Bali United latihan di Lapangan Trisakti Legian, Kamis pagi kemarin (31/8).
Mereka semua sudah bertolak menuju Bekasi dan bergabung dengan 17 pemain lainnya untuk membela Timnas Indonesia melawan Timnas Fiji di uji coba internasional, Sabtu mendatang (2/9).
Di latihan kemarin, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro lebih fokus pada maintenance dan fisik. “Latihan kali ini intensitasnya cukup tinggi dan saya harap mereka siap untuk diturunkan,” ujarnya.
Tiga pemain harus absen, tiga pemain lainnya sudah kembali usai membela Timnas U-22 di SEA Games 2017.
Yabes Roni Malaifani, M. Dicky, dan Ricky Fajrin sudah tiba kemarin sore. Mereka semua dijadwalkan khusus oleh Widodo untuk melakukan latihan terpisah.
“Kalau mereka masih kelelahan hari ini (kemarin, Red) saya tidak memberikan porsi latihan. Mungkin besok sore (hari ini, Red) mereka kembali berlatih,” ucapnya.
Selain itu, regulasi U-23 sudah dihapus oleh PT LIB dan PSSI. Tentu ini menjadi keuntungan bagi Bali United dan tim lainnya.
Mereka tidak perlu lagi memikirkan regulasi yang mewajibkan setiap tim menurunkan tiga pemain U-23 sebagai starting line up dan lima pemain di bangku cadangan.
Terlepas dari hal itu, mantan pemain Petrokia Putra Gresik dan Persija Jakarta itu lebih fokus untuk menatap laga melawan Persela Lamongan.
Dia menilai, Persela bisa menjadi tim yang berbahaya meskipun Persela saat ini berada di peringkat ke-15 dengan raihan 24 poin.
“Mereka (Persela, Red) kadang-kadang menjadi tim underdog dan kuda hitam. Mereka bisa membunuh tim-tim kuat di Liga 1. Jadi sudah tidak ada lagi untuk meremehkan tim lawan atau apapun,” terangnya.
Mantan arsitek Persela Lamongan itu menegaskan tanpa Ivan Carlos, skuad asuhan Hery Kiswanto itu masih berbahaya dengan hadirnya Samsul Arif.
Pelatih 46 tahun itu sudah mengetahui bagaimana kekuatan dan karakteristik permainan mantan penyerang Persela Lamongan itu.
“Shootingan kanan dan kiri Samsul berbahaya. Dia yang menjadi titik kewaspadaan kami,” bebernya. Dia juga tahu Persela tidak akan memainkan permainan cepat dan terus menyerang dari awal pertandingan.
Pelatih asal Cilacap, Jawa Tengah itu menilai Persela memiliki karakteristik tidak sering langsung membawa bola ke daerah pertahanan lawan.
Tapi, Persela lebih sering melakukan direct pass ke daerah pertahanan lawan. “Passing daerahnya sangat berbahaya. Otomatis itu yang harus diantisipasi,” ucap ayah dua anak ini.
Pressing dan menunggu yang dilakukan Laskar Joko Tingkir – julukan Persela Lamongan juga sudah betul-betul di pelajari Widodo.
“Kami harus bagaimana kalau mereka mainnya seperti itu? Yang penting titik-tik lemah Persela sudah kami pelajari dengan baik,” tutup Widodo.