DENPASAR – Tingginya kasus rabies masih menjadi momok di Bali. Itu yang menyebabkan Dirjen Peternakan dan Keswan dari Kementerian Pertanian RI I Ketut Diarmita mengaku malu.
Pasalnya, sudah 10 tahun memberantas rabies di Bali, namun tak kunjung selesai. Tahun 2018 saja ditemukan 149 jumlah kasus positif di Bali.
Tahun ini sudah memasuki tahun ke-11 pemerintah melakukan program pencegahan rabies.
Sebab itu, pihaknya akan mengundang lembaga swadaya masyarakat, Dinas Kesehatan Bali, dan berbagai stakeholder terkait untuk menangani rabies.
Target 2020 Bali bebas rabies. “Target kami pada 2020 Bali bebas rabies. Pertama kami akan melakukan program vaksinasi masal
dalam satu bulan dengan melibatkan 146 tim untuk menggerakkan ini di sembilan kabupaten dan kota,” ucapnya.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Bali tahun 2018, hanya Denpasar nihil kasus rabies (data lihat grafis).
Sedangkan yang paling banyak jumlah kasus positif adalah Kabupaten Karangasem dengan 42 kasus.
Terkait vaksinasi masal ini juga diungkapkan Plt. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Wayan Mardiana. Dia menyebut, vaksin rabies akan dimulai bulan Maret.
“Akan kami mulai, untuk itu kami persiapkan diri ke kabupaten/kota untuk menggambarkan situasi rabies di masing-masing wilayah,” ucapnya.
Mardiana menyatakan ada 600 ribu ekor anjing di Bali. Baik yang liar dan dipelihara. Disebutkan, yang liar hanya 5 persen.
Kemudian kontrol populasi dengan mengontrol pertumbuhan anjing yang besar. “Yang banyak adalah anjing yang berpemilik tapi diikat.
Langkah konkret adalah vaksinasi masal. Dalam 164 tim untuk program tersebut. Menekan populasi dengan sterilisasi,” ungkapnya.