25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:58 AM WIB

Masih Tercemar, Warga Tinga-Tinga Terpaksa Konsumsi Air BPBD

RadarBali.com – Ratusan warga di Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, masih takut mengkonsumsi air yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

Mereka memilih menanti suplai air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, ketimbang menggunakan air desa.

Pasca muncul dugaan air minum diracun menggunakan pestisida tanaman, warga kini trauma menggunakan air minum yang dikelola desa.

Air dari BUMDes kini hanya digunakan untuk mandi, cuci, dan keperluan sanitasi. Untuk kebutuhan konsumsi dan masak, warga menanti suplai air dari BPBD Buleleng. Ada pula yang memilih membeli air isi ulang.

“Kami masih takut pakai air desa. Takutnya masih ada sisa-sisanya itu. Kalau dari desa bilang sudah aman, baru kami berani pakai. Sementara ya minta air dari badan bencana saja,” kata Made Sutarmi, salah seorang warga Tinga-Tinga.

Perbekel Tinga-Tinga Made Suwardipa mengatakan, saat ini masih ada sekitar 200 kepala keluarga yang takut memanfaatkan air dari jaringan PAM Desa.

Ratusan kepala keluarga itu tinggal di Banjar Dinas Merta Sari dan Banjar Dinas Juntal. Air yang terindikasi diracun itu ditemukan di dua wilayah ini.

Khusus untuk tiga wilayah lain, relatif aman. Warga yang tinggal di Banjar Dinas Taman Sari, berada dekat hulu air bersih, sehingga airnya relatif aman.

Warga di Banjar Dinas Kembang Udaya menggunakan fasilitas sumur bor, sementara warga Banjar Dinas Bubunan, menggunakan fasilitas PDAM Buleleng.

Untuk sementara, Suwardipa meminta warga di Banjar Dinas Mertasari dan Juntal, tidak mengkonsumsi air yang dikelola BUMDes.

“Air BUMDes tetap mengalir. Tapi kami minta masyarakat tidak menggunakan untuk konsumsi. Cukup untuk mandi saja. Setelah ada penyampaian dari pihak berwenang, baru ada keputusan lebih lanjut,” katanya.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng kini menyuplai air bersih ke Desa Tinga-Tinga. Suplai air dilakukan karena warga belum berani menggunakan air desa. Pihak BPBD menyuplai air yang diambil dari sumur milik PDAM Buleleng di Desa Gerokgak.

Hingga sore kemarin, tercatat sudah 35.000 liter air bersih disuplai ke Banjar Dinas Merta Sari dan Juntal. Rencananya BPBD Buleleng juga akan memasang bak penampungan air di penjuru desa, agar warga lebih mudah mengakses air bersih.

“Sementara ini kami suplai pakai tangki. Nanti kami pasang bak-bak penampungan air di titik strategis. Kami terus suplai air bersih, sampai ada keputusan air desa layak dikonsumsi. Kalau sebulan baru ada hasil, ya sebulan kami suplai. Pokoknya sampai aman,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur.

RadarBali.com – Ratusan warga di Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, masih takut mengkonsumsi air yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

Mereka memilih menanti suplai air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, ketimbang menggunakan air desa.

Pasca muncul dugaan air minum diracun menggunakan pestisida tanaman, warga kini trauma menggunakan air minum yang dikelola desa.

Air dari BUMDes kini hanya digunakan untuk mandi, cuci, dan keperluan sanitasi. Untuk kebutuhan konsumsi dan masak, warga menanti suplai air dari BPBD Buleleng. Ada pula yang memilih membeli air isi ulang.

“Kami masih takut pakai air desa. Takutnya masih ada sisa-sisanya itu. Kalau dari desa bilang sudah aman, baru kami berani pakai. Sementara ya minta air dari badan bencana saja,” kata Made Sutarmi, salah seorang warga Tinga-Tinga.

Perbekel Tinga-Tinga Made Suwardipa mengatakan, saat ini masih ada sekitar 200 kepala keluarga yang takut memanfaatkan air dari jaringan PAM Desa.

Ratusan kepala keluarga itu tinggal di Banjar Dinas Merta Sari dan Banjar Dinas Juntal. Air yang terindikasi diracun itu ditemukan di dua wilayah ini.

Khusus untuk tiga wilayah lain, relatif aman. Warga yang tinggal di Banjar Dinas Taman Sari, berada dekat hulu air bersih, sehingga airnya relatif aman.

Warga di Banjar Dinas Kembang Udaya menggunakan fasilitas sumur bor, sementara warga Banjar Dinas Bubunan, menggunakan fasilitas PDAM Buleleng.

Untuk sementara, Suwardipa meminta warga di Banjar Dinas Mertasari dan Juntal, tidak mengkonsumsi air yang dikelola BUMDes.

“Air BUMDes tetap mengalir. Tapi kami minta masyarakat tidak menggunakan untuk konsumsi. Cukup untuk mandi saja. Setelah ada penyampaian dari pihak berwenang, baru ada keputusan lebih lanjut,” katanya.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng kini menyuplai air bersih ke Desa Tinga-Tinga. Suplai air dilakukan karena warga belum berani menggunakan air desa. Pihak BPBD menyuplai air yang diambil dari sumur milik PDAM Buleleng di Desa Gerokgak.

Hingga sore kemarin, tercatat sudah 35.000 liter air bersih disuplai ke Banjar Dinas Merta Sari dan Juntal. Rencananya BPBD Buleleng juga akan memasang bak penampungan air di penjuru desa, agar warga lebih mudah mengakses air bersih.

“Sementara ini kami suplai pakai tangki. Nanti kami pasang bak-bak penampungan air di titik strategis. Kami terus suplai air bersih, sampai ada keputusan air desa layak dikonsumsi. Kalau sebulan baru ada hasil, ya sebulan kami suplai. Pokoknya sampai aman,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/