DENPASAR – Menjadi daerah tujuan wisata terpopuler di Indonesia membuat Bali menjadi daerah tujuan eksploitasi seksual, baik itu anak di bawah umur maupun orang dewasa.
Hal ini dikatakan langsung Kasubdit IV Direskrimum Polda Bali AKBP Sapa Saparini saat ditemui Jawa Pos Radar Bali di Mapolda Bali, kemarin Senin (7/1).
Dijelaskannya, kaum wanita yang dieksploitasi secara seksual ini dipekerjakan di sejumlah tempat hiburan malam dan lokalisasi.
Rata-rata mereka didatangkan langsung dari pulau Jawa. Modusnya, para agen merekrut para korban dengan menawarkan mereka pekerjaan layak bergaji fantastis.
Namun, di Bali mereka akan dipaksa bekerja menjadi wanita penghibur atau di tempat massage dan spa plus-plus.
“Kebanyakan mereka (korban) dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta,” kata AKBP Saparini. Menurut dia, eksploitasi di Bali tidak hanya melulu soal seksual.
Eksploitasi yang dilakukan juga bisa dalam bentuk eksploitasi tenaga. Dimana anak-anak di bawah umur didatangkan dari luar Bali dan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, pelayan di kafe dan lainnya dengan jam kerja yang panjang.
Bahkan, tidak sedikit yang dipaksa bekerja malam hari. Untuk korban eksploitasi tenaga ini biasanya didatangkan dari daerah Timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur.
Lanjut dia, eksploitasi di Bali juga tidak hanya menimpa kaum wanita. Eksploitasi yang dilakukan oleh para pelaku ini juga menyasar kaum pria.
Banyak pria yang didatangkan dari luar Bali dengan dijanjikan pekerjaan layak. Ternyata di Bali para pria ini dipekerjakan dengan tidak layak.
“Seperti salah satunya, para pria ini dipekerjakan sebagai penjual narkoba hingga dalam ranah seksual,” tandasnya.
Untuk menekan terjadinya hal itu, Polda Bali kerap melakukan sosialisasi, pencegahan dengan melakukan pendataan yang ditempat-tempat diduga mempekerjakan anak di bawah umur.