DENPASAR – Keputusan manajemen Bali United terus menunda pengumuman pelatih anyar, tampaknya, ada benarnya.
Menurut mantan Pelatih Persegi Gianyar dan Asisten Pelatih Bali Devata I Made Sony Kawiarda, penundaan pelatih baru ini agar Bali United tidak memiliki dua matahari.
Dalam artian, jangan sampai Serdadu Tridatu dipimpin oleh dua orang yang berbeda. Di satu sisi ada pelatih yang memang bertugas untuk meracik komposisi pemain.
Di satu sisi, masih ada manajemen yang sebelumnya diisukan sebagai sosok yang sering mengintervensi apapun kebijakan pelatih semasa ditukangi Widodo Cahyono Putro.
“Kalau menurut saya, track record seorang pelatih harus bisa menentukan arah kemana Bali United akan melangkah. Dialah yang mengontrol semuanya kecuali untuk manajerial tim.
Pelatih juga harus memiliki wibawa yang tinggi juga. Sekali lagi jangan sampai ada dua nahkoda di Bali United.
“Hanya ada satu nahkoda yang mengatur perahu. Tidak boleh ada yang mengatur pelatih untuk menentukan pemain,” ungkapnya.
Lalu, apakah seandainya Teco yang menjadi pelatih Bali United musim ini yang menentukan rekrutan anyar seperti Ahmad Maulana atau Paulo Sergio?
Ataukah Manajemen Serdadu Tridatu yang lebih dulu melangkah tanpa meminta masukan dari pelatih anyar karena memang belum menjalin kerjasama dengan pelatih manapun?
Apakah Asisten Pelatih Bali United Eko Purdjianto bisa menentukan apa yang dibutuhkan Bali United musim depan?
“Ini dia. Takutnya ada dualism kepemimpinan seperti yang saya bilang. Tetapi manajemen adalah bos dan mau bilang apa?
Setidaknya kalau benar seperti itu ibaratnya koki, bahan makan seperti apa bisa diolah menjadi sesuatu yang nikmat,” terangnya.
Bagi kakak kandung Asisten Pelatih Bali United I Made Pasek Wijaya ini, langkah manajemen terbilang cepat untuk mencari pemain agar tidak lepas dari incaran.
“Mungkin owner sudah tahu siapa yang akan melatih nanti, pasti bisa meramu skuad yang ada,” tuturnya.