DENPASAR – Sejak per 2 Januari lalu, Pemerintah Provinsi Bali menggratiskan angkutan umum Trans Sarbagita khusus untuk penumpang pelajar dan mahasiswa.
Dengan naik bus Trans Sarbagita, mahasiswa dan pelajar bisa aman berkendara. Tidak perlu lagi berkendara dengan kendaraan pribadi.
Kepala UPT Trans Sarbagita I Nyoman Sunarya berharap dengan digratiskan angkutan umum ini, para pelajar bisa mengubah pola hidup.
Beralih menggunakan transportasi publik. Hal itu untuk kebaikan keselamatan bersama. “Kami berharap anak-anak tidak menggunakan kendaraan pribadi. Khususnya pelajar. Mengubah prilaku. Angkutan umum jauh lebih aman,” kata Sunarya.
Yang menarik, Dinas Perhubungan Provinsi Bali mengeluarkan sistem untuk bus memantau keberadaan bus Trans Sarbagita serta kondisi jalan yang dilalui.
Tujuannya supaya penumpang paham jika terjadi keterlambatan karena ada kemacetan. Sistem itu bisa diakses di website www.gps.id. Bisa juga diunduh di Play Store.
Penggunaannya untuk website, akses alamat website kemudian masukan username: sarbagita1 dan password : bustracker. Untuk aplikasi juga dengan cara yang sama.
Tetapi, untuk sistem itu belum di-launching, hanya masih uji coba. Sunarya menyatakan aplikasi dan website itu sudah ada dari tahun 2018.
Namun, masih terbatas pemakaiannya. “ Sistem itu masih untuk kepentingan Dishub. Belum ada ke arah bisa diakses masyarakat.
Ya ke depannya ke arah sana juga (memakai aplikasi dan website) itu dengan dukungan anggaran, ” pungkasnya.
Seperti diketahui keberadaan Trans Sarbagita diujung tanduk. Bahkan pernah dianggap ide konyol. Saat ini hanya 10 bus yang masih dioperasikan.
Dengan dua koridor I, GOR Ngurah Rai- Garuda Wisnu Kencana dan Koridor II Tohpati- Nusa Dua.(