PEMARON – Sempat terkatung-katung cukup lama, proyek pengerjaan Jembatan Batupulu akhirnya nyaris rampung.
Kini pekerjaan hanya menyisakan proses pengaspalan saja. Proses ini cukup krusial. Penyebabnya bahan baku aspal saat ini masih terbatas.
Jembatan Batupulu memang sempat menjadi sorotan. Penyebabnya progress pengerjaan yang jauh dari time schedule.
Pengerjaan proyek itu pun molor dari kontrak kerja. Hingga akhir tahun 2018 lalu, pekerjaan baru mencapai angka 85 persen.
Kini jembatan sudah tersambung dan terlihat sudah rampung. Hanya tinggal pengerjaan pengaspalan saja yang belum tuntas. Apabila pengaspalan dilakukan, maka pekerjaan sudah tuntas 100 persen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya mengatakan, pekerjaan itu hanya tinggal beberapa persen saja. Pihaknya pun berharap kontraktor pelaksana bisa menuntaskan pekerjaan itu.
“Saya yakin selesai kok. Sebulan terakhir ini, progressnya cukup cepat. Ada kemajuan yang pesat. Mereka sungguh-sungguh mengerjakannya,” kata Suparta.
Sisa pelaksanaan pekerjaan, diharapkan bisa tuntas dalam waktu dekat ini. Suparta menyebut sisa pekerjaan saat ini tergolong sangat krusial.
Dalam kontrak, pengaspalan jembatan itu harus menggunakan hotmix. Masalahnya, bahan dasar hotmix pada awal tahun ini cukup sulit dicari.
“Produk itu harus dicari di AMP (Asphalt Mixing Plant, Red). Masalahnya awal tahun ini AMP belum produksi, karena belum ada paket pekerjaan. Mudah-mudahan kontraktor ini bisa dapat bahan, jadi bisa dikerjakan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, proyek jembatan itu dimenangkan oleh CV. Arya Dewata Utama. Perusahaan itu mengajukan penawaran Rp 1,04 miliar.
Dalam proses pengerjaan, pekerjaan sempat mangkrak. Kontraktor sempat mengklaim mengalami kendala teknis, sehingga kesulitan mengerjakan proyek sesuai dengan time schedule yang ditentukan dalam kontrak.