33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:55 PM WIB

Kebocoran Air Tinggi, PDAM Gianyar Bikin Gebrakan Ini…

GIANYAR – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar, berusaha menekan kebocoran air dari saluran yang rusak.

Direktur Teknik PDAM Gianyar I Wayan Suastika mengaku, melakukan pemeliharaan jaringan di Distrik Meter Area (DMA) sebanyak 130 unit tersebar di 7 kecamatan.

Melalui pemeliharaan DMA itu, kata Suastika, tahun ini terjadi penurunan kehilangan air sebesar 4 persen.

Dari awalnya menyusut 39 persen, kini menjadi 35 persen. “Jadi program utama kami memang menekan kehilangan air,” jelasnya.

Hilangnya air itu, menurut Wayan Suastika disebabkan beberapa faktor. Diantaranya usia pipa yang tidak memadai, jenis pipa dan posisi pipa di bawah tanah yang terjepit akar, ditanam kurang dalam, hingga kena bebatuan.

“Jadi kegiatan yang kami lakukan tidak bisa lepas dari galian. Kegiatan kami banyak berinteraksi dengan jalan, namun kmi selalu berusaha normalisasi pengerjaan,” jelasnya.

Mengenai tata cara penggalian, pihaknya berusaha mengikuti standar Pekerjaan Umum (PU). “Yaitu menguruk, padatkan secara bertahap, hingga kerjasma pihak ketiga untuk pengembalian aspal,” jelasnya.

Suastika menambahkan, pada 2019 ini, pihaknya berusaha membangun zona DMA di 33 titik di 7 kecamatan sehingga memenuhi target 180 DMA.

Kedepan pihaknya berharap, agar ada regulasi yang mengatur penempatan utilitas. “Biar tidak melulu bongkar pasang aspal. Jadi musti ada satu terowongan yang isinya semua utilitas jadi satu,” pintanya. 

GIANYAR – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar, berusaha menekan kebocoran air dari saluran yang rusak.

Direktur Teknik PDAM Gianyar I Wayan Suastika mengaku, melakukan pemeliharaan jaringan di Distrik Meter Area (DMA) sebanyak 130 unit tersebar di 7 kecamatan.

Melalui pemeliharaan DMA itu, kata Suastika, tahun ini terjadi penurunan kehilangan air sebesar 4 persen.

Dari awalnya menyusut 39 persen, kini menjadi 35 persen. “Jadi program utama kami memang menekan kehilangan air,” jelasnya.

Hilangnya air itu, menurut Wayan Suastika disebabkan beberapa faktor. Diantaranya usia pipa yang tidak memadai, jenis pipa dan posisi pipa di bawah tanah yang terjepit akar, ditanam kurang dalam, hingga kena bebatuan.

“Jadi kegiatan yang kami lakukan tidak bisa lepas dari galian. Kegiatan kami banyak berinteraksi dengan jalan, namun kmi selalu berusaha normalisasi pengerjaan,” jelasnya.

Mengenai tata cara penggalian, pihaknya berusaha mengikuti standar Pekerjaan Umum (PU). “Yaitu menguruk, padatkan secara bertahap, hingga kerjasma pihak ketiga untuk pengembalian aspal,” jelasnya.

Suastika menambahkan, pada 2019 ini, pihaknya berusaha membangun zona DMA di 33 titik di 7 kecamatan sehingga memenuhi target 180 DMA.

Kedepan pihaknya berharap, agar ada regulasi yang mengatur penempatan utilitas. “Biar tidak melulu bongkar pasang aspal. Jadi musti ada satu terowongan yang isinya semua utilitas jadi satu,” pintanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/