Banyak seniman yang ingin tampil beda dalam menekuni karya. Saah satunya yang dilakukan Kadek Rudiantara atau yang akrab disapa Aboetd Art ini. Dia terbiasa melukis wajah sembari berjoget mengikuti irama lagu.
ZULFIKA RAHMAN, Gianyar
LAGU keroncong mengalun di halaman Bentara Budaya Bali yang dibawakan kelompok keroncong Raos Seni.
Saat itu Aboetd yang berbekal pensil dan kertas berukuran A4 tersebut beberapa kali melukis wajah sang vokalis. Tidak hanya sang vokalis, namun beberapa penonton pun tak luput jadi obyeknya.
Termasuk wartawan Jawa Pos Radar Bali yang saat itu tengah duduk tepat di samping kanannya. Tak sampai semenit, sebelum berakhirnya lagu, sketsa wajah saya telah selesai.
Jelas ketrampilan sang seniman menarik perhatian saya. Karena teknik model melukis sambil berjoget mengikuti alunan lagu tidak pernah saya temui sebelumnya.
Hasilnya pun lumayan, meski tidak sama persis. Namun menghasilkan sebuah lukisan dengan gerakan tangan yang mengikuti irama lagu sangat jarang terjadi.
Pria asa Banjar Batanancak, Mas Ubud, Gianyar ini menuturkan, teknik tersebut ia geluti sejak setahun lalu. Saat itu, kebiasaan Aboetd sendiri tidak bisa diam saat mendengarkan musik.
“Tangan dan kaki kadang gerak terus mengikuti lagu,” ujarnya mengawali cerita. Lantas dia manfaatkan dalam melukis. Dia mencoba melukis beberapa obyek dan orang yang ada di sekitarnya.
Ternyata berhasil. “Hasil orek-orek itu saya buat wajah. Pensil yang saya gerakan mengikuti gerak tubuh atau organ lainnya seiring alunan musik atau lagu,” katanya.
Aboetd sendiri bukan orang baru di dunia seni lukis Bali. Bahkan, pria kelahiran 18 September 1979 ini sempat mendapatkan rekor Muri tahun 2017 lalu.
Penghargaan tersebut ia terima karena keunikannya dalam menghasilkan karya lukis yakni melalui tanda tangan orang yang lantas dikembangkan menjadi sebuah karya seni yang bagus.
“Satu tanda tangan bisa jadi obyek apapun. Saya dapat penghargaan itu karena satu-satunya teknik melukis dengan menggunakan tanda tangan,” jelasnya.
Dari kelebihannya melukis sambil berjoget ini, ia mencari nafkah di seputaran Ubud. Beberapa bar dan cafe di Kawasan Ubud ia datangi.
Sembari nongkrong, dan mendengarkan lagu atau dari live musik tersebut ia melukis wajah pengunjung yang kebanyakan adalah para pelancong.
“Saya kasih saja secara gratis. Nanti dari sana dia tertarik. Saya minta tanda tangannya dan saya buat sebuah lukisan disana saya kenakan biaya,” bebernya.
Kecepatan menjadi kelebihan dalam menyelesaikan sebuah karya sketsa lukis. Dalam satu lagu yang berdurasi tiga menit, dia bisa menghasilkan dua lukisan wajah.
“Tidak hanya itu, orang lari pun saya lukis. Asal sudah dapat dasarnya,” terang Aboetd. Namun dia mengakui, karyanya tersebut tidak persis sama seperti wajah aslinya.
Namun kalau melukis wajah dengan objek diam, hasilnya akan sama persis dengan wajah asli. Woow, luar bisa.(*)