NUSA DUA – Kelompok suporter sepakbola tanah air bersuara lantang di media social jelang Kongres PSSI.
Mereka menganggap Kongres PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, kemarin (20/1) bakal menjadi hari bersejarah bagi persepakbolaan Indonesia.
Dan, ternyata benar. Kemarin menjadi hari yang bersejarah. Sebagai catatan, sehari sebelum kongres, PSSI yang diwakili Direktur Media Gatot Widakdo,
dan Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan bahwa kongres kemarin tidak akan membahas masalah rangkap jabatan yang disuarakan lantang oleh suporter.
Termasuk kemungkinan digantinya Edy Rahmayadi sebagai ketum PSSI. Sabtu malam lalu (19/1), Edy Rahmayadi tetap bersikukuh tidak akan mundur sebagai ketua PSSI.
Namun, saat membuka kongres, Edy Rahmayadi justru berkata sebaliknya. Di depan peserta Kongres PSSI, Edy resmi mengundurkan diri sebagai Ketum PSSI.
Sebagian voters, delegasi, hingga Exco langsung berteriak. Bahkan ada yang mengumandangkan takbir setelah Edy mengumumkan pengunduruan dirinya.
Edi lantas menunjuk Wakil Ketum PSSI yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden AFF, Joko Driyono sebagai Plt Ketum PSSI.
Ditengah pidatonya, Edy sedikit menyindir Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar yang memang selalu bersuara lantang untuk menggulingkan pria yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumur tersebut.
“Saya mundur bukan karena saya lepas dari tanggung jawab. Saya mundur karena saya merasa gagal. Saya gagal karena adanya pengaturan skor dan perkelahian.
Mungkin ada yang lebih baik dari saya. Saya tes kemarin malam (Sabtu) untuk memanggil 15 Anggota Exco. Saya tanya Pak Joko apakah ada yang tidak datang,
dia bilang ada. Yang datang memberikan saran kepada saya dan saya terima saran tersebut,” terang Edy Rahmayadi.
“Saya minta besarkan PSSI ini. Mungkin Pak Umuh lebih pantas. Jangan hanya teriak-teriak diluar. Tunjukkan kedewasaan karena bangsa lain melihat,” tambahnya.
Edi juga mengatakan sudah meminta izin kepada Exco PSSI untuk mengundurkan diri. Lalu apa yang akan dilakukan Edy setelah melepaskan jabatannya sebagai Ketum PSSI?
Menurut mantan Pangkostrad ini, dia akan fokus sebagai Gubernur Sumut. Ditanya mengenai apakah ada sosok ideal yang bisa menggantikannya di PSSI, Edy mengatakan dia tidak bisa menentukan siapa sosok yang bisa menggantikan perannya.
“Nanti kalau diatur seperti itu, tidak bisa objektif. Ini cara bersih-bersih dari kami. Insya Allah, rakyat akan Indonesia kan mendoakan.” pungkasnya.