RadarBali.com – Jalan hidup pemuda dengan gangguan jiwa, I Made Putra, 23, berakhir. Pria asal Banjar Taruna, Desa Siangan, Gianyar itu sempat digagalkan saat hendak bunuh diri, Jumat (1/9).
Namun takdir berkata lain, Made Putra akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit (RS) Sanjiwani.
Menurut informasi, Sadia yang pernah dirawat di RS Jiwa Bangli itu diketahui beberapa kali mencoba aksi nekat.
Aksi bunuh diri terakhir dengan cara menggantung lehernya dengan selendang di rumahnya di Banjar Taruna pada Jumat petang lalu, pukul 18.00.
Saat akan mengakhiri hidup, ibu kandungnya, Ni Made Konci sempat memergoki. Ibu kandungnya berusaha menggagalkan.
Ibunya juga memanggil kerabatnya, I Nengah Yada dan I Wayan Gede Prayana untuk menggagalkan aksi nekat Putra.
Kerabatnya datang langsung melepas kain selendang yang digunakan melilit lehernya dalam bunuh diri. Gantungan selendang itu berhasil dilepas, korban Made Putra sempat diselamatkan.
Ketika diturunkan, kondisi tubuh Made Putra tampak lemas. Saat diselamatkan, korban Made Putra masih bernafas.
Kerabatnya dengan cepat melarikan ke Poliklinik terdekat. Tapi karena peralatan medis kurang lengkap, Made Putra dirujuk ke RS Sanjiwani Gianyar.
Di RS plat merah terbesar di Gianyar itu, Made Putra sempat ditangani oleh dokter. Pihak medis langsung menyatakan jika Made Putra ini sudah meninggal dunia.
Diduga, Made Putra meninggal dalam perjalanan dari lokasi kejadian menuju rumah sakit. Kejadian tersebut kemudian mendapat perhatian dari kepolisian.
Petugas dari piket Reskrim Polsek Kota Gianyar langsung mendatangi korban di RS Sanjiwani. Sementara anggota polisi lainnya langsung mendatangi lokasi kejadian sekaligus melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolsek Kota Gianyar Kompol Ketut S. Yoga, membenarkan kejadian itu. “Korban sudah berulang kali melakukan aksi bunuh diri,” ujar Kompol Yoga.
Tapi, aksi kali ini tak bisa menyelamatkan nyawa Putra. Dikatakan Kompol Yoga, kepergian Made Putra yang mengidap gangguan jiwa dan bolak-balik dirawat di RS Jiwa Bangli telah direlakan pihak keluarga.
“Tidak ada otopsi, keluarganya merelakan,” tukas Yoga.