33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 16:19 PM WIB

Kasus Ibu Buang Bayi Marak di Bali, P2TP2A: Contoh Masyarakat Abai

SINGARAJA – Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng memberikan pendampingan psikis

kepada Mawar, remaja berusia 16 tahun yang diduga membuang bayi di areal perkebunan di Desa Celukan Bawang.

Selain memberi pendampingan pada Mawar, para penggiat juga memberikan pemahaman pada keluarga agar turut memberikan dukungan moral pada Mawar.

Ketua P2TP2A Buleleng Made Wibawa mengatakan, fenomena pembuangan bayi yang terjadi di Buleleng dalam dua pekan terakhir, memang sangat memprihatinkan.

Meski dulu pernah terjadi, namun kasus pembuangan bayi tak pernah terjadi secara beruntun.

“Kami tentu sangat menyayangkan fenomena seperti ini. Kami berharap tidak ada lagi kasus seperti ini. Cukup kasus ini yang terakhir,” kata Wibawa.

Menurutnya, saat ini masyarakat harus lebih waspada dengan kondisi anak. Terutama pada remaja putri.

Sebab ada banyak dampak ikutan dari perilaku seksual yang terjadi. Termasuk dampak secara hukum.

Ia berharap orang tua lebih aware dengan kondisi anaknya. Terutama dalam penggunaan media sosial.

“Sebab selama ini yang kami temukan, masalah itu muncul berawal dari media sosial. Jadi ada perkenalan di media sosial,

akhirnya tidak kembali ke rumah atau terjadi kasus seksual. Kami harap semua pihak bisa mengingatkan agar anak-anak lebih cerdas menggunakan media sosial,” ujarnya.

Selain itu, Wibawa juga menilai ada pergeseran nilai di masyarakat. Contohnya ketika ada anak di bawah umur, jalan bersama pasangannya, diabaikan oleh masyarakat.

Bukannya diingatkan, melainkan hanya ditonton saja. “Pergeseran nilai ini jadi pekerjaan rumah bagi kami. Kami akan beri pemahaman,

bahwa penting semua pihak bisa sama-sama mengawasi anak. Sehingga perlindungan pada anak itu dapat terwujud,” tandasnya. 

SINGARAJA – Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng memberikan pendampingan psikis

kepada Mawar, remaja berusia 16 tahun yang diduga membuang bayi di areal perkebunan di Desa Celukan Bawang.

Selain memberi pendampingan pada Mawar, para penggiat juga memberikan pemahaman pada keluarga agar turut memberikan dukungan moral pada Mawar.

Ketua P2TP2A Buleleng Made Wibawa mengatakan, fenomena pembuangan bayi yang terjadi di Buleleng dalam dua pekan terakhir, memang sangat memprihatinkan.

Meski dulu pernah terjadi, namun kasus pembuangan bayi tak pernah terjadi secara beruntun.

“Kami tentu sangat menyayangkan fenomena seperti ini. Kami berharap tidak ada lagi kasus seperti ini. Cukup kasus ini yang terakhir,” kata Wibawa.

Menurutnya, saat ini masyarakat harus lebih waspada dengan kondisi anak. Terutama pada remaja putri.

Sebab ada banyak dampak ikutan dari perilaku seksual yang terjadi. Termasuk dampak secara hukum.

Ia berharap orang tua lebih aware dengan kondisi anaknya. Terutama dalam penggunaan media sosial.

“Sebab selama ini yang kami temukan, masalah itu muncul berawal dari media sosial. Jadi ada perkenalan di media sosial,

akhirnya tidak kembali ke rumah atau terjadi kasus seksual. Kami harap semua pihak bisa mengingatkan agar anak-anak lebih cerdas menggunakan media sosial,” ujarnya.

Selain itu, Wibawa juga menilai ada pergeseran nilai di masyarakat. Contohnya ketika ada anak di bawah umur, jalan bersama pasangannya, diabaikan oleh masyarakat.

Bukannya diingatkan, melainkan hanya ditonton saja. “Pergeseran nilai ini jadi pekerjaan rumah bagi kami. Kami akan beri pemahaman,

bahwa penting semua pihak bisa sama-sama mengawasi anak. Sehingga perlindungan pada anak itu dapat terwujud,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/