25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:28 AM WIB

Gelombang Pasang Mereda, Sampah Kiriman Serbu Pesisir Buleleng

SINGARAJA – Pemandangan di pesisir Kabupaten Buleleng kini dicemari dengan banyaknya sampah kiriman.

Saking banyaknya volume sampah yang ada di areal pesisir, petugas kebersihan dibuat kewalahan menangani. Padahal sudah ada puluhan petugas yang disiagakan, terutama di wilayah Kota Singaraja.

Sampah-sampah kiriman itu mulai memenuhi pesisir Buleleng sejak Rabu (23/1) lalu. Sampah itu memadati areal pesisir, mulai dari wilayah Desa Banjar di Kecamatan Banjar, hingga ke Desa Julah di Kecamatan Tejakula.

Sampah paling banyak tertimbun mulai dari Kelurahan Kampung Baru hingga Kelurahan Penarukan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng sebenarnya telah menerjunkan 40 orang tenaga kebersihan, untuk mengatasi sampah tersebut.

Hanya saja mereka kewalahan menangani sampah kiriman itu. Hingga kemarin sampah masih menumpuk di kawasan pesisir.

Sampah-sampah yang terdampar kebanyakan berupa potongan bambu maupun kayu. Namun di sela-sela sampah itu juga terdapat sampah anorganik.

Sebut saja potongan sandal hingga botol plastik. Sejumlah pemulung juga nampak mengais sampah-sampah itu, namun hanya yang memiliki nilai ekonomi saja yang dipungut.

Kepala DLH Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengaku staf yang ia tugaskan benar-benar kewalahan mengatasi sampah kiriman itu.

“Dari pagi kemarin sampai sore ini staf kami masih bekerja. Tapi belum tuntas betul. Memang banyak sekali sampah kirimannya,” kata Ariadi.

Dalam kondisi normal, volume sampah sebenarnya hanya dua pikap. Namun kali ini terjadi anomali. Volume sampah sudah tak terbendung.

Untuk menangani sampah tersebut, rencananya DLH Buleleng akan menggandeng masyarakat dan seluruh pegawai di Pemkab Buleleng dalam aksi pembersihan massal yang dilakukan pagi ini (25/1).

“Minimal kami sudah siapkan enam truk untuk mengangkut sampah. Kemungkinan bisa saja lebih,” imbuhnya.

Ariadi memprediksi sampah itu merupakan sampah kiriman, yang sebelumnya ada di tengah laut. Ia pun tak bisa memprediksi

secara pasti asal-usul sampah tersebut, mengingat sampah-sampah itu terombang-ambing di lautan mengikuti arah angin. 

SINGARAJA – Pemandangan di pesisir Kabupaten Buleleng kini dicemari dengan banyaknya sampah kiriman.

Saking banyaknya volume sampah yang ada di areal pesisir, petugas kebersihan dibuat kewalahan menangani. Padahal sudah ada puluhan petugas yang disiagakan, terutama di wilayah Kota Singaraja.

Sampah-sampah kiriman itu mulai memenuhi pesisir Buleleng sejak Rabu (23/1) lalu. Sampah itu memadati areal pesisir, mulai dari wilayah Desa Banjar di Kecamatan Banjar, hingga ke Desa Julah di Kecamatan Tejakula.

Sampah paling banyak tertimbun mulai dari Kelurahan Kampung Baru hingga Kelurahan Penarukan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng sebenarnya telah menerjunkan 40 orang tenaga kebersihan, untuk mengatasi sampah tersebut.

Hanya saja mereka kewalahan menangani sampah kiriman itu. Hingga kemarin sampah masih menumpuk di kawasan pesisir.

Sampah-sampah yang terdampar kebanyakan berupa potongan bambu maupun kayu. Namun di sela-sela sampah itu juga terdapat sampah anorganik.

Sebut saja potongan sandal hingga botol plastik. Sejumlah pemulung juga nampak mengais sampah-sampah itu, namun hanya yang memiliki nilai ekonomi saja yang dipungut.

Kepala DLH Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengaku staf yang ia tugaskan benar-benar kewalahan mengatasi sampah kiriman itu.

“Dari pagi kemarin sampai sore ini staf kami masih bekerja. Tapi belum tuntas betul. Memang banyak sekali sampah kirimannya,” kata Ariadi.

Dalam kondisi normal, volume sampah sebenarnya hanya dua pikap. Namun kali ini terjadi anomali. Volume sampah sudah tak terbendung.

Untuk menangani sampah tersebut, rencananya DLH Buleleng akan menggandeng masyarakat dan seluruh pegawai di Pemkab Buleleng dalam aksi pembersihan massal yang dilakukan pagi ini (25/1).

“Minimal kami sudah siapkan enam truk untuk mengangkut sampah. Kemungkinan bisa saja lebih,” imbuhnya.

Ariadi memprediksi sampah itu merupakan sampah kiriman, yang sebelumnya ada di tengah laut. Ia pun tak bisa memprediksi

secara pasti asal-usul sampah tersebut, mengingat sampah-sampah itu terombang-ambing di lautan mengikuti arah angin. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/