DENPASAR – Sejumlah tokoh lintas agama menggelar doa bersama di Hotel Grand Ina Bali, jalan Veteran Denpasar, Kamis (24/2) siang.
Doa bersama ini digelar dalam rangka sukacita menyambut bebasnya Ahok yang dijadwalkan hari ini. Doa bersama ini sendiri diinisiasi oleh salah satu pengacara Ahok asal Bali, I Wayan Sudirta.
Usai acara doa bersama, I Wayan Sudirta mengatakan, acara ini diikuti oleh berbagai komunitas atas kecintaan mereka kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena sikap nasionalme dan sikap jujur yang ada di dalam diri Ahok.
Bahkan, Wayan Sudirta mengatakan bahwa seperti dalam Niti Sastra, Ahok itu memiliki pribadi seperti Pandawa.
“Ahok ini pribadi yang berani, pintar, jujur memiliki sikap nasionalisme yang kuat. Ya memiliki sifat seperti Pandawa,” katanya.
Keputusannya untuk membela Ahok karena, menurut Sudirta, Ahok adalah simbol kebinnekaan, simbol orang minoritas yang coba ditekan melalui demo-demo.
“Kalau orang minoriras bisa diadili atas tekanan seperti Basuki (Ahok), besok-besok minoritas yang lain akan jadi korban yang sama.
Kalau Ahok kita gak bela dengan baik, lain kali minoritas akan sulit. Tidak perlu hukum. Cukup demo berjuta-juta, orang bisa jadi tersangka,” tambah Sudirta.
Lebih lanjut, Sudirta menjelaskan bahwa sesungguhnya yang dia bela sebagai pengacara Ahok bukan hanya Ahok secara pribadi.
Menurutnya, dia juga sudah membela kelompok minoritas yang merasa terancam. Pembelaan ini melalui gambaran Ahok.
“Di Indonesia tidak ada minoritas yang mutlak. Kalau Hindu, di Bali mayoritas, di Jawa minotmritas. Di Bali, muslim minoritas dan hindu mayoritas. Nah besok kalau ada apa-apa saya bela juga,” tandasnya.