25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:43 AM WIB

Gila! Seniman Ubud Ini Bakar Karya-karya Lukisannya, Ada Apa?

UBUD – Seorang seniman lukis asal Ubud, Gianyar, I Kadek Rudiantara, nekat membakar banyak lukisan miliknya.

Sejumlah lukisan yang dibakarnya ini berukuran sedang, dan dibakar di tempat pembakaran sampah (TPS) keluarga Mas Halery, Mas, Ubud, pada Selasa, (22/1) lalu. 

Pria yang akrab disapa Aboed ini sendiri bukan bertujuan memusnahkan hasil karyanya, tapi aks “gila” yang dilakukannya itu merupakan bagian dari ekspresi jiwa seninya yang begitu bergelora.

Lukisan yang dibakarnya itu bermedia sing aluminium, bukan kanvas. “Saya mencoba untuk berkarya saat ini bersama sang api, untuk padukan kreasi cipta dengan sang pelebur segalanya,

untuk menjadi sebuah pertunjukan yang aneh dan tidak terbayangkan,” kata Aboed, Sabtu (26/1) siang. Menariknya, sejumlah lukisan yang dibakar sekitar lima menit itu tidak mengalami kerusakan yang menyeluruh.

Bahkan setelah mengalami proses pembakaran, lukisan tersebut malah membentuk sebuah kreasi baru yang memiliki nilai seni dan kombinasi warga yang beragam dan kian menarik.

Dia membakar sejumlah lukisannya itu tanpa ada yang menonton, meski seniman yang kerap dijuluki “seniman gila” ini menyebut aksinya tersebut sebagai sebuah pameran.

Dia menyebut aksinya itu sebagai pameran bersama sang api. Meski tidak ada yang menyaksikan, aksi membakar lukisan tersebut diabadikannya lewat foto dan video yang pada akhirnya diunggah ke media sosial.

Postingan itu mendapat banyak respons positif dari banyak pihak. Bahkan, postingannya di facebook sudah dibagikan oleh banyak orang.

“Tidak ada yang nonton. Saya mencari apresiasi di dalam acara pameran saya bersama api ini di media sosial, baik di Facebook,

Instagram dan WhatsApp,” tambah seniman yang pernah membuat rekor Muri dengan mengkreasikan ribuan tanda tangan menjadi lukisan ini.

Ditambahkannya, aksi yang kemudian disebutnya sebagai pameran bersama api ini merupakan satu dari aksi pamerannya bersama lima unsur alam, yakni api, air, tanah, angin dan udara. 

UBUD – Seorang seniman lukis asal Ubud, Gianyar, I Kadek Rudiantara, nekat membakar banyak lukisan miliknya.

Sejumlah lukisan yang dibakarnya ini berukuran sedang, dan dibakar di tempat pembakaran sampah (TPS) keluarga Mas Halery, Mas, Ubud, pada Selasa, (22/1) lalu. 

Pria yang akrab disapa Aboed ini sendiri bukan bertujuan memusnahkan hasil karyanya, tapi aks “gila” yang dilakukannya itu merupakan bagian dari ekspresi jiwa seninya yang begitu bergelora.

Lukisan yang dibakarnya itu bermedia sing aluminium, bukan kanvas. “Saya mencoba untuk berkarya saat ini bersama sang api, untuk padukan kreasi cipta dengan sang pelebur segalanya,

untuk menjadi sebuah pertunjukan yang aneh dan tidak terbayangkan,” kata Aboed, Sabtu (26/1) siang. Menariknya, sejumlah lukisan yang dibakar sekitar lima menit itu tidak mengalami kerusakan yang menyeluruh.

Bahkan setelah mengalami proses pembakaran, lukisan tersebut malah membentuk sebuah kreasi baru yang memiliki nilai seni dan kombinasi warga yang beragam dan kian menarik.

Dia membakar sejumlah lukisannya itu tanpa ada yang menonton, meski seniman yang kerap dijuluki “seniman gila” ini menyebut aksinya tersebut sebagai sebuah pameran.

Dia menyebut aksinya itu sebagai pameran bersama sang api. Meski tidak ada yang menyaksikan, aksi membakar lukisan tersebut diabadikannya lewat foto dan video yang pada akhirnya diunggah ke media sosial.

Postingan itu mendapat banyak respons positif dari banyak pihak. Bahkan, postingannya di facebook sudah dibagikan oleh banyak orang.

“Tidak ada yang nonton. Saya mencari apresiasi di dalam acara pameran saya bersama api ini di media sosial, baik di Facebook,

Instagram dan WhatsApp,” tambah seniman yang pernah membuat rekor Muri dengan mengkreasikan ribuan tanda tangan menjadi lukisan ini.

Ditambahkannya, aksi yang kemudian disebutnya sebagai pameran bersama api ini merupakan satu dari aksi pamerannya bersama lima unsur alam, yakni api, air, tanah, angin dan udara. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/