33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:59 PM WIB

Dr Ketut Suarjaya: Rasa Kekeluargaan itu yang Paling Utama

DENPASAR – Puncak hari ulang tahun (HUT) Dinas Kesehatan Provinsi Bali ke- 67, berlangsung meriah di Jalan Melati 20, Denpasar, Senin kemarin (28/1).

Diramaikan Lomba Busana Adat Bali Berpasangan dan video kreasi. Diikuti enam unit pelayanan terpadu (UPT), yakni; UPT Jamkesmas, BPKKTK, Labkes, RSUD Bali Mandara, RSJ Bangli, dan RS Mata Bali Mandara.

Ini menunjukkan semangat kekeluargaan yang terjalin di institusi pimpinan dr. Ketut Suarjaya.

Menariknya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali asli Buleleng Ini, ikut tampil menyanyikan sebuah lagu; Story Book Children, karya Marshal Conradt Jules Manengkei, warga Belanda kelahiran Surabaya.

Bondres Denok, Dek Arya, dan Putri Bulan pun ikut memeriahkan puncak HUT yang berlangsung sederhana di lobi kantor dinas.

Ada yang menyentuh sanubari, penyerahan kenang- kenangan bagi empat orang staf Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang purna tugas pada 2018.

Sebelumnya, Kamis lalu (24/1), juga dilakukan hal serupa ke rumah I Wayan Nurja, Banjar Pengembungan Sari, Bongkasa, Abiansemal, Badung.

Nurja, 61, merupakan satu- satunya ahli entomologi (ahli nyamuk) yang dimiliki Pulau Dewata. ’’Hasil baik harus ditopang oleh kerja sama yang baik.

Rasa saling memiliki, mendukung satu sama lain untuk mencapai satu tujuan. Konsep itulah yang saya lakukan.

Sehingga, di antara staf dan 6 UPT di Dinas Kesehatan Provinsi Bali terjalin komunikasi yang sangat baik,” harap dr. Ketut Suarjaya.

Di usia Dinkes ke- 67, Suarjaya menyebut tantangan di bidang kesehatan masih menjadi tugas pokok pihaknya. Baginya, kesinambungan kesehatan yang utama.

Suarjaya menegaskan, salah satu indikator kesejahteraan adalah kesehatan. Dinkes, tegasnya, bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pekerjaan rumah (PR) Dinkes Bali ke depan, tandas Suarjaya, menyadarkan setiap individu agar mau dan mampu. Indikatornya; kebiasaan buang air besar.

’’Sekarang ini, baru 92 persen masyarakat Kita yang ODF (open defication free, Red) alias bebas buang air besar sembarangan. Artinya, masih ada 8 persen masyarakat Kita yang masih buang air besar sembarangan,” tegasnya.

Di sela perayaan, dilakukan penandatanganan kerja sama Dinkes dan Stiker Wiramedika. (rba/djo)

 

DENPASAR – Puncak hari ulang tahun (HUT) Dinas Kesehatan Provinsi Bali ke- 67, berlangsung meriah di Jalan Melati 20, Denpasar, Senin kemarin (28/1).

Diramaikan Lomba Busana Adat Bali Berpasangan dan video kreasi. Diikuti enam unit pelayanan terpadu (UPT), yakni; UPT Jamkesmas, BPKKTK, Labkes, RSUD Bali Mandara, RSJ Bangli, dan RS Mata Bali Mandara.

Ini menunjukkan semangat kekeluargaan yang terjalin di institusi pimpinan dr. Ketut Suarjaya.

Menariknya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali asli Buleleng Ini, ikut tampil menyanyikan sebuah lagu; Story Book Children, karya Marshal Conradt Jules Manengkei, warga Belanda kelahiran Surabaya.

Bondres Denok, Dek Arya, dan Putri Bulan pun ikut memeriahkan puncak HUT yang berlangsung sederhana di lobi kantor dinas.

Ada yang menyentuh sanubari, penyerahan kenang- kenangan bagi empat orang staf Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang purna tugas pada 2018.

Sebelumnya, Kamis lalu (24/1), juga dilakukan hal serupa ke rumah I Wayan Nurja, Banjar Pengembungan Sari, Bongkasa, Abiansemal, Badung.

Nurja, 61, merupakan satu- satunya ahli entomologi (ahli nyamuk) yang dimiliki Pulau Dewata. ’’Hasil baik harus ditopang oleh kerja sama yang baik.

Rasa saling memiliki, mendukung satu sama lain untuk mencapai satu tujuan. Konsep itulah yang saya lakukan.

Sehingga, di antara staf dan 6 UPT di Dinas Kesehatan Provinsi Bali terjalin komunikasi yang sangat baik,” harap dr. Ketut Suarjaya.

Di usia Dinkes ke- 67, Suarjaya menyebut tantangan di bidang kesehatan masih menjadi tugas pokok pihaknya. Baginya, kesinambungan kesehatan yang utama.

Suarjaya menegaskan, salah satu indikator kesejahteraan adalah kesehatan. Dinkes, tegasnya, bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pekerjaan rumah (PR) Dinkes Bali ke depan, tandas Suarjaya, menyadarkan setiap individu agar mau dan mampu. Indikatornya; kebiasaan buang air besar.

’’Sekarang ini, baru 92 persen masyarakat Kita yang ODF (open defication free, Red) alias bebas buang air besar sembarangan. Artinya, masih ada 8 persen masyarakat Kita yang masih buang air besar sembarangan,” tegasnya.

Di sela perayaan, dilakukan penandatanganan kerja sama Dinkes dan Stiker Wiramedika. (rba/djo)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/